Mulai Banyak Korupsi Terungkap, Bobby Berupaya Lepas Tangan dari Kinerja Anak Buahnya

Sebarkan:

Bobby Nasution
Ada-ada saja perilaku Gubernur Sumut Bobby Nasution. Bayangkan saja, ia bukannya menjawab pertanyaan wartawan terkait penggunaan anggaran yang mengherankan di jajaran dinas Pemprovsu. Malah ia mengaku heran atas kinerja dinasnya itu. Bobby kini seakan menempatkan diri bukan sebagai gubernur, tapi sebagai anggota legislatif.

Kini Ia berupaya lepas tangan dari kerja-kerja yang dilakukan anak buahnya. Hal itu terlihat ketika wartawan mempertanyakan kebijakan Dinas Pendidikan Sumut yang mengalokasikan anggaran  belanja tiga tenaga ahli dengan dana Rp 1,6 miliar.  Kegiatan itu tercantum dalam APBD 2025.

Mendengar pertanyaan ini, Bobby seakan terkejut dan terheran-heran.

“Lho, kok ada anggaran seperti itu? Coba tanyakan Kadisnya. Saya saja sebagai gubernur tidak ada tenaga ahlinya. Sudah nggak benar itu,”kata Bobby.

Sikap Bobby ini terlihat sangat aneh. APBD sudah disahkan, tapi justu ia mengaku tidak tahu dengan isi di dalamnya. Padahal yang melaksanakan kegiatan itu adalah  Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Alexander Sinulingga, yang merupakan salah satu pejabat kesayangannya.

Alexander termasuk salah satu pejabat yang ditarik Bobby dari Pemko Medan. Sebelumnya Alexander menjabat Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (Perkimcitaru) Kota Medan. Ia dilanntik sebagai Kadis pendidikan Sumut pada 24 Mei lalu.

Saat ini Dinas Pendidikan Sumut memang sedang mendapat sorotan karena penggunaan anggaran yang boros. Oleh karena itu, Bobby selalu gubernur tentu saja menjadi sasaran pertanyaan wartawan karena bagaimana pun juga, ia harus bertanggungjawab dengan semua itu.

Yang terjadi,  justru Bobby merasa tidak tahu dengan masalah itu. Ia balik menyalahkann anak buahnya. Seakan Bobby tidak lagi sebagai gubernur, melainkan anggota dewan.

Bisa jadi hal ini karena Bobby sudah paham bahwa ada banyak kinerja anak buahnya yang menyalah sehingga menjadi pantauan penegak hukum. Oleh karena itu sedari awal ia berupaya melepaskan diri dari situasi itu. Seakan tidak pernah terlibat dengan kerja-kerja mereka.

Pengalaman kasus mantan Kepala Dinas PUPR Sumut memberi pelajaran bagi Bobby pentingnya melepaskan  dari dari kinerja anak buahnya. Dengan demikian ketika anak buahnya terjerat korupsi, ia tidak terbawa-bawa. 

Alexander Sinulingga, kepala Dinas Pendidikan Sumut
Sikap Bobby itu tentu saja membuat Kepala Dinas Pendidikan Sumut terheran-heran.  Sangat aneh, mengapa bosnnya itu lepas tangan terhadap kinerja lembaga yang dipimpinnya. 

Alexander menyebutan, anggaran sebesar Rp1,6 miliar yang mendapat sorotan itu terdiri dari tiga paket kegiatan. Ketiganya adalah untuk biaya kerjasama dengan tiga konsultan, yakni  konsultan perencanaan Kurikulum Marsipaturehutanabe, konsultan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) gratis, dan konsultan digitalisasi pendidikan.

“Jadi Itu bukan tenaga ahli individu, makanya dia dibuka seleksi di LPSE, ini harus bisa dibedakan," ucapnya.  

Para tenaga ahli itu nantinya disiapkan untuk merancang arah pengembangan kurikulum yang berbasis pada nilai-nilai kearifan lokal. Selain itu, pengembangan kurikulum ini juga harus selaras dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik jenjang SMA di Sumut.

Yang menjadi masalah, Bobby justru merasa tidak tahu hal itu. Bisa jadi karena Alexander saat ini termasuk salah satu pejabat yang sedang mendapat sorotan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena kinerjanya sewaktu menjabat Kepala Dinas Perkimcitaru Medan banyak yang bermasalah. 

Aksi demo massa di KPK menuntut agar kasus korupsi Alexander Sinulinggu diungkap
Ia dituduh melakukan penyelewengan keuangan untuk pembangunan sejumlah proyek. Berkali-kali Alexander juga harus menghadapi aksi demonstrasi dari sekelompok warga karena kasus korupsi. 

Terakhir pada 26 Juni lalu, puluhan masa yang tergabung dalam Forum Anak Medan (FAM) menggelar aksi demonstrasi di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, menuntut agar Alexander ditangkap.

Hal ini yang membuat Bobby harus was-was agar ia tidak dilibatkan dengan penyelewengan itu. Makanya Bobby harus  rela tidak malu untuk mengaku tidak tahu akan kinerja anak buahnya. 

Ia kini menempatkan diri seakan bukan lagi sebagai gubernur, tapi sudah menjadi anggota dewan. Bukannya bertanggungjawab, malah Bobby pada posisi yang ikut mengkritikk kinerja anak buahnya. Ada-ada saja…***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini