Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda
Sumatera Utara berhasil membongkar sindikat pencurian dengan pemberatan (curat)
lintas provinsi dengan modus ganjal ATM. Kelompok ini diketahui beroperasi di
Medan, Riau, dan Tangerang dengan
menyasar korban secara acak di berbagai fasilitas ATM.Diskrim Polda Sumut membeberkann kasus bobol ATM jaringan antar provinsi
Kasus ini terungkap setelah seorang warga Medan, Liberti Sitinjak, 45 tahun, hendak mengambil uangnya di galeri ATM SPBU Selayang di jalan Setiabudi Ujung, Medan. Tapi ternyata kartunya tidak masuk walau ia sudah mencoba beberapa kali.
Pada saat itu datang seorang pemuda yang berpura-pura mau membantu. Lugunya Liberti, ia mau saja dibantu karena sangat membutuhkan yang tunai. Ia kemudian beberapa kali menekan nomor PIN nya sehingga dengan mudah terbaca oleh orang yang membantu tadi.
Saat Liberti lengah, di situlah pelaku menukar kartu ATM tersebut dengan kartu lain yang bentuknya sama persis. Terlihat sekali kalau pelaku sudah mempersiapkan triknya dengan matang karena ia memiliki sejumlah kartu ATM berbagai bank.
Setelah ditukar, tentu saja kartu ATM milik Liberti tidak lagi bisa dipakai karena nomor PIN nya berbeda.
Merasa curiga, Liberti lantas menghubungi bank untuk mengecek saldo rekeningnya. Tak disangka, ternyata semua uang yang ada di rekeningnya sebanyak Rp706 juta telah terkuras habis. Liberti kemudian melaporkan kasus ini ke Polda Sumut pada 20 Maret 2025.
Tim Reskrim Polda kemudian bergerak untuk mengecek semua bukti dan CCTV yang ada. Akhirnya ketahuan kalau ada salah seorang pelaku yang memang selama ini sedang dalam pencarian dalam kasus yang sama. Dia adalah Maulana Dewantara Barus, 40, tahun, warga Medan Selayang.
Polisi yakin, Maulana tidak sendirian saat melakukan aksinya itu. Ada temannya yang berada di lokasi itu. Hasil analisis polisi membuktikan hal itu setelah melihat semua CCTV yang ada. Sejak itu pemburuan terus dilakukan dalam senyap karena pelaku diyakini telah pindah beroperasi ke tempat lain.
Tim Reskrim bekerja dengan sabar menelisik langkah para komplotan itu. Hingga akhirnya keberadaan Maulana terpantau di Medan. Saat itulah ia diringkis.
Polisi mendapatkan sejumlah barang bukti di kantongnya berupa aneka ragam ATM dan tusuk gigi. Selama dalam pencarian, ternyata Maulana dan jaringannnya terus melakukan aksi di sejumlah ATM.
Dari pemeriksaan Maulana, akhirnya terbongkar jaringan pembobol ATM tersebut. Ternyata mereka tidak hanya beroperasi di Medan, tapi juga di Riau, Sumbar dan Tangerang. Maulana akhirnya menyebut semua jaringannya itu.
![]() |
Dua dari empat tersangka yang ditangkap tampak dhadirkan di depan pers dengan tangan diikat. |
Ada yang ditangkap di Riau dan di Tangerang. Mereka adalah Hendri Hutasoit alias Mikel (43), Hasan Shaleh alias Bogek (42), dan Francis Sagala alias Pantek (46). Bersama Maulana, keempatnya sudah diamannkan di Polda Sumut.
Dari pemeriksaan terhadap pelaku, Dirkrimum Polda Sumut, Kombes Pol Ricko Taruna Mauruh menjelaskan bahwa sindikat ini beraksi secara terorganisir. Mereka menggunakan tusuk gigi yang dimodifikasi untuk mengganjal slot kartu ATM.
"Mereka beraksi secara berkelompok. Ada yang bertugas mengganjal mesin, menukar kartu, mengawasi lokasi, hingga menarik uang tunai," ujar Kombes Ricko, dalam press conference pada Minggu 10 Agustus 2025 di Polda Sumut.
"Penangkapan mereka dilakukan secara terpisah di Medan, Riau, dan Tangerang setelah penyelidikan intensif dan koordinasi lintas wilayah," terang Ricko.
Barang bukti yang disita meliputi puluhan kartu ATM dari berbagai bank yang sudah dimodifikasi, alat pengganjal slot kartu, sepeda motor, serta pakaian yang digunakan saat beraksi. Selama melakukan aksinya, komplotan ini diperkirakan sudah meraup untung miliaran rupiah dari hasil menguras tabungan para korban.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 363 subsider Pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara. ***