-->

Program Bobby di Medan Soal Stiker Parkir Berlangganan Gagal Total, Resmi Dihentikan!

Sebarkan:
Bobby Nasution saat masih menjabat Walikota Medan memulai gebrakan dengan memberlakukan stiker barcode parkir berlangganan. Sejak awal program itu banyak mendapat protes masyarakat karena banyak memunculkan masalah di lapangan. Tapi Bobby peduli karena yakin program itu efektif, Nyatanya, kini Pemko Medan mengakui kalau program itu gagal total. Setelah Bobby pindah sebagai gubernur, Pemko Medan menghentikan program itu.  

Satu persatu terobosan yang dilakukan Bobby Nasution saat menjabat Walikota Medan mulai dipreteli karena dianggap gagal total. Setelah sejumlah proyek besar yang ditanganinya terendus aroma korupsi dan ada yang mangkrak, kini giliran masalah parkir dengan system barcode berlangganan yang dibongkar Pemko Medan. Sistem itu dianggap gagal sehingga tidak lagi berlaku.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Erwin Saleh, membenarkan bahwa sistem parkir tepi jalan dengan stiker barcode itu sudah tidak bisa diteruskan lagi sehingga tidak lagi dipakai.

Namun, penghapusan sistem parkir berlangganan itu belum dilakukan sepenuhnya, mengingat, masih ada sejumlah stiker parkir berlangganan yang belum habis masa berlakunya.

"Benar, sistem stiker barcode parkir berlangganan sudah tidak berlaku lagi. Tapi perlu kami tegaskan, bahwa parkir berlangganan itu tidak berlaku lagi bila masa berlaku stiker kendaraannya sudah habis, sebab masa berlaku stiker barcode parkir itu selama satu tahun," ucap Erwin Saleh, Selasa (26/8/2025).

Sementara, tegas Erwin Saleh, untuk kendaraan yang masa berlaku stiker parkir berlangganannya belum habis, masih bisa mempergunakan program parkir berlangganan hingga habis masa berlaku stiker tersebut.

"Terakhir Pemko Medan menjual stiker itu pada awal Januari 2025 lalu. Tapi setelahnya, tepatnya sejak Bobby dilantik sebagai gubernur, stiker itu tidak lagi dijual,” kata Erwin Saleh.

Pemko memutuskan tidak lagi menjual stiker itu karena semuanya sia-sia. Program itu sejak awal sudah dianggap bakal gagal total. Hanya Bobby saja yang ngotot kalau langkah itu akan bermanfaat bagi pemasukan pendapatan daerah. Dasar mulut besar..!

Penjualan stiker parkir barcode itu awalnya dilakukan secara masif di sejak Juli hingga akhir tahun 2024. Adalah Bobby Nasution, walikota Medan yang menggagas program tersebut.

Sejak awal sudah banyak muncul kontroversi terkait penjualan stiker itu. Termasuk soal kebohongan Pemko Medan yang awalnya berjanji akan merekrut sejumlah juru parkir yang digaji secara bulanan sebesar Rp2,5 juta.

Nyatanya program itu hanya sesaat saja. Pemko Medan tidak mau meneruskan kebijakan itu karena mereka sadar akan membuat keuangan daerah terganggu. Tapi Bobby kala itu merasa gengsi untuk mengakui kesalahan itu. Sebagai walikota, Bobby merasa berlagak paling visioner dan paling hebat.

Ternyata sebagian besar terobosan itu sia - sia. Akhirnya Pemko Medan sejak awal 2025 mulai mengurangi penjualan stiker parkir itu. Dan setelah Bobby menjabat gubernur, penjualan stiker dihentikan total karena tidak bermanfaat.

Kepala Dinas Perhubungan Medan, Erwin Saleh menegaskan Pemko Medan tidak lagi memberlakukan sistenm parkir barcode berlangganan

Pemakai stiker yang masih ada sekarang adalah mereka yang membeli stiker pada awal Januari 2025. Itupun dalam jumlah sedikit karena tingkat kepercayaan Masyarakat Kota Medan terhadap manfaat stiker itu sangat rendah.

Sejak Bobby menjabat gubernur, penjualan tidak ada lagi. Dengan demikian pada awal 2026, praktis system parkir kembali seperti semula.

"Petugas kita di lapangan sedang melakukan penataan untuk masalah ini. Bagi kendaraan yang stiker parkirnya telah habis masa berlaku, stiker tersebut akan dicabut oleh petugas kita di lapangan. Untuk yang stikernya masih aktif, tetap akan dilayani dengan baik," ujarnya.

Erwin pun menuturkan, Dinas Perhubungan Kota Medan akan terus meningkatkan sistem perparkiran di Kota Medan dengan regulasi yang lebih baik sebagai upaya dalam peningkatan pelayanan parkir tepi jalan kepada masyarakat. Tapi mereka belum bisa menjelaskan system yang lebih baik itu.

Yang pasti, Pemko Medan harusnya berpikir jernih untuk membuat kebijakan. Jangan seperti Bobby yang merasa paling berkuasa dan paling mampu membuat terobosan. Nyatanya bual semata. ***

 

 

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini