Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden, Prabowo
Subianto, disebut sudah mendengarkan suara-suara Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
Partai Gerindra di sejumlah daerah terkait penolakan Ketua Umum Projo, Budi
Arie Setiadi untuk bergabung ke menjadi anggota partainya. 
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi
Hal itu disampaikan Mensesneg yang juga politikus Gerindra, Prasetyo Hadi menanggapi penolakan DPC Gerindra atas Budi Arie. Pasalnya, Budi Arie dianggap ingin mencari suaka.Apalagi semua orang tahu Budi Arie adalah seorang penjilat penguasa. Namanya sudah begitu melekat dengan kasus judi online.
"Ya, kita mendengarkan lah. Kita mendengarkan suara dari teman-teman DPC gitu. Pasti (Dipertimbangkan) dong," ujar Prasetyo Hadi di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 13 November.
Prasetyo mengungkapkan Presiden Prabowo sudah mendengarkan aspirasi DPC tetapi belum diambil keputusan. Pada waktunya, kata dia, Prabowo akan menyampaikan keputusannya.
"(Presiden Prabowo) Sudah, sudah (mendengar). Tapi kan memang kita belum mengambil keputusan dan beliaunya kan juga secara resmi juga belum menyampaikan," ungkapnya.
Prasetyo menyebut Prabowo mendengarkan dengan seksama suara DPC. Namun, masukan tersebut belum dibahas oleh DPP Gerindra.
"Ya (respons Prabowo) kita dengarkan. Belum, belum (dibahas DPP Gerindra)," katanya.
Sebelumnya, DPC Gerindra Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), menolak Ketua Umum Projo Budi Arie, yang menyatakan keinginannya untuk bergabung ke partai yang diketuai Presiden Prabowo Subianto. Penolakan itu dilandasi berbagai pertimbangan, salah satunya dianggap mencari suaka politik.
"Rencana Budi Arie untuk bergabung ke partai Gerindra dipersepsikan masyarakat sebagai langkah pragmatis guna menjaga peluang dirinya untuk tetap berada pada episentrum kekuasaan Prabowo," ujar Ketua DPC Gerindra Pematangsiantar, Gusmiyadi dalam keterangannya, Jumat, 7 November.
Gusmiyadi menilai gabungnya Budi Arie sebagai langkah pragmatis untuk melindungi dirinya dari potensi jeratan hukum. Selain itu, Budi Arie juga dinilai bergabung karena ingin mendapat posisi penting dari Prabowo.
"Langkah pragmatis tersebut dibaca sebagai sebuah cara untuk berlindung dari kasus hukum yang berpotensi melilit dirinya dan disisi lain Budi Arie juga tentu berharap masih bisa mendapat posisi penting dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo," ungkapnya. ***