-->

Ini Pengakuan Jujur Ijeck setelah Tahu Dilengserkan Bahlil dari Jabatan Ketua Golkar Sumut

Sebarkan:
Musa Rajekshah alias Ijeck

Setelah berupaya tutup mulut atas pemecatannya dari jabatan ketua Golkar Sumut, Musa Rajekshah alias Ijeck akhirnya tidak tahan juga. Kepada wartawan yang mencegatnya di Jakarta, Ijeck menjelaskan soal perasaan setelah tahu dipecat dari jabatan ketua Golkar Sumut. Ia mengaku sangat kecewa dengan keputusan Ketua umum Golkar Bahlil Lahadalia itu. 

Ironis lagi,  anggota Komisi V DPR RI itu mengaku hingga sekarang belum menerima surat keputusan pemberhentiannya dari pusat. Justru pemecatan itu sudah terlebih dahulu beredar di media sosial.

Mulanya Ijeck kurang percaya dengan kabar itu. Pasalnya, Bahlil pernah mengatakan kalau ia tidak bakal mengganti jabatan ketua Golkar Sumut sampai dilaksanakannya Musyawarah Daerah (Musda) yang direncanakan akhir tahun ini.

Terkait Musda itu, pengurus DPD Golkar Sumut sudah berkali-kali meminta Bahlil agar segera dilaksanakan. Setidaknya DPP Golkar bisa menentukan jadwal  sehingga persiapannya lebih matang.

Nyatanya, sampai detik ini belum ada kepastian soal Musda tersebut. Dalam situasi yang tidak jelas, tiba-tiba saja keluar keputusan dari ketua Umum dan Sekjen Golkar yang menyatakan Ijeck harus melepas jabatannya sebagai ketua Golkar Sumut. Untuk sementara posisinya digantikan oleh Ahmad Doli Kurnia Tanjung.

Surat pemberhentian itu bagaikan petir di siang bolong bagi Ijeck. Ia mengaku sangat kecewa  lantaran pencopotannya dilakukan secara mendadak. tak salah kalau ia menduga bahwa pemecatan atas dirinya sebenarnya sudah dirancang sejak awal dengan cara mengaburkan jadwal pelaksanaan Musda.

“Kalau saya sih ya awalnya terkejutlah, siapa yang enggak terkejut ya. Bohong kalau dibilang enggak terkejut, bohong kalau enggak kecewa,” kata dia saat ditemui di kantor DPP Golkar, Jakarta, pada Sabtu, 20 Desember 2025.

Apalagi Ijeck mengetahui pemecatan itu melalui informasi yang berkembang di media. Selama beberapa waktu ia merenungkannya. Namun, kemudian ia mengatakan bahwa pada akhirnya ia akan turun jabatan.

Meski demikian ia berharap pergantian kepengurusan DPD Golkar Sumut dilakukan secara lancar.

“Tapi saya tidak merasa juga kecewa yang berkepanjangan karena ya sudahlah, memang sudah waktunya bergantian.”

Dalam kesempatan itu, Ijeck juga merespons pengunduran diri Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut Datok Ilhamsyah. Ia menganggap tindakan Datok sebagai bentuk dukungan terhadap dia yang menang secara aklamasi pada Musyawarah Daerah X DPD Golkar Sumatera Utara, pada 6 November 2020. Kemenangan itu, kata dia, merupakan kerja keras tim DPP Golkar Sumut.

Hingga kini Ijeck mengklaim belum mengetahui apa kursi yang disiapkan oleh DPP Golkar untuknya. Ia mempercayakan apa pun yang akan diberikan Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia kepadanya.

“Saya serahkan semua ke ketua umum saja. Ketua umum yang bisa melihat, dan ketua umum yang akan menentukan,” tutur dia.

Informasi tentang pemberhentian Ijeck beredar di media berdasarkan surat keputusan Nomor: Skep-132/DPP/GOLKAR/XII/2025, yang ditandatangani oleh Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sekjen Muhammad Sarmuji pada 14 Desember 2025.

Menurut Sarmuji, keputusan mencopot Ijeck dipertimbangkan berdasarkan rencana agenda musyawarah daerah atau musda Golkar ke depan. "Pergantian untuk kepentingan penyelenggaraan musda saja," kata Sarmuji saat dihubungi pada Jumat, 19 Desember 2025.

Partai Golkar menunjuk Ahmad Doli Kurnia Tanjung sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Partai Golkar Sumatera Utara menggantikan Ijeck. Doli saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua UMUM Partai Golkar. Menurut Sarmuji, keputusan itu dipertimbangkan berdasarkan rencana agenda musyawarah daerah Golkar ke depan.

Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Sumatera Utara Bidang Organisasi Hendri Adi mengatakan masa kepengurusan Ijeck berakhir pada 16 November 2025. DPD Partai Golkar Sumut, kata Hendri Adi, telah dua kali mengajukan surat ke DPP meminta jadwal Musda Partai Golkar Sumut.

"Surat pertama April 2025 dan surat kedua dikirim ke DPP pada Juni 2025. Kedua surat itu meminta DPP menentukan jadwal Musda Sumut sebelum masa periode kepengurusan berakhir 16 November 2025. Namun DPP tak kunjung menentukan jadwal Musda Sumut," kata Hendri Adi saat dihubungi pada Jumat, 19 Desember 2025.

Adapun dalam Surat Edaran DPP Partai Golkar yang diterbitkan pada 16 Januari 2025, ujar Hendri, disebutkan perpanjangan masa kepengurusan bagi DPD Partai Golkar provinsi yang masa periodenya akan berakhir sampai ada penetapan jadwal Musda.

"Pegangan pengurus Golkar Sumut adalah SK periode kepengurusan; dua surat pengajuan jadwal Musda ke DPP dan Surat Edaran DPP tertanggal 16 Januari 2025. Kami menunggu jadwal Musda, tapi yang keluar malah penunjukan Plt Ketua Golkar Sumut. Penunjukan Plt tak berdasar alasan apa pun," ujar Hendri Adi.

Hendri Adi menduga ada skenario menghalangi Ijeck maju sebagai Ketua Golkar periode 2025-2030 karena peluang Ijeck maju calon Gubernur Sumut 2029.

"Faktanya Pilkada 2024, Ijeck yang seharusnya maju calon gubernur dari Partai Golkar, namun Bobby Nasution yang maju," ujarnya.  "Ada benang merahnya itu ke 2029 nanti dengan penunjukan Plt Ketua Golkar Sumut. Ada pembegalan terhadap Ijeck."

Di Golkar Sumut sendiri beredar kabar kalau pemecatan Ijeck dari ketua Golkar Sumut tidak lepas dari rencana Bahlil yang akan memuluskan langkah Bobby Nasution sebagai calon gubernur Sumut dari Golkar pada Pilkada 2029 mendatang.

Bobby kabarnya tidak nyaman kalau Ijeck tetap menjadi ketua.  Ia lebih mendukung kalau Hendri Yanto Sitorus, Bupati Labuhanbatu Utara, yang menduduki jabatan itu.  

Makanya sejak awal Bobby bekerjasama  dengan Erni Ariyanti Sitorus – Ketua DPRD Sumut dari Golkar yang juga adik dari Hendri Yanto Sitorus – untuk menggeser Ijeck.

Bahlil pun menyambut keinginan Bobby itu karena ia juga ingin menyelamatkan karir politik menantu dari junjungannya, Jokowi **

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini