Kerusakan parah akibat banjir dan longsor yang terjadi di
Sumut sejak 25 November lalu tidak hanya karena factor cuaca, tapi dipastikan
juga karena adanya aksi pengrusakan hutan. Hal itu terbukti dari banyaknya kayu
gelondongan yang hanyut terbawa banjir hingga memenuhi pemukiman warga. Kayu gelondongan
itu dipastikan hasil penebangan Perusahaan kayu yang beroperasi di hutan
pedalaman Sumut.
Sebagian dari gelondongan kayu yang ikut terbawa arus saat terjadi banjir bandang di sejumlah wilayah di Sumut pada 25 November lalu.
Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKB, Daniel Johan, menilai masalah keberadaan kayu itu dipastikan tidak lepas dari operasional Perusahaan yang mendapat izin pengelolaan hutan dari Kementerian Kehutanan. Oleh karena itu, masalah tersebut harus diungkap secara transparan.
Dalam hal ini, Komisi IV DPR akan memanggil Menteri Kehutanan, Raja Juli, untuk menjelaskan soal operasional perusahaan penebang kayu itu. Apalagi Walhi sudah membeberkan ada 7 perusahaan yang mendapat izin pengelolaan hutan di pegunungan Sumatera Utara.
"Puzzle teka-teki ini sebenarnya mudah untuk ditemukan jawabannya. Kayu yang hanyut bersamaan dengan banjir itu bukan alamiah tetapi ada faktor human di dalamnya. Tidak mungkin kayu-kayu tersebut tumbang secara massif, hanyut tanpa ada akar, tanpa ranting dan daun, dan sudah tidak ada kulit kayunya," tegas Daniel kepada awak media di Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Untuk itu Daniel menekankan perlunya investigasi menyeluruh dari Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan aparat penegak hukum. Ia meminta proses pencarian fakta juga melibatkan masyarakat lokal yang memahami kondisi lapangan.
"Kami di Komisi IV akan memanggil Menhut serta jajaran untuk menggali secara lebih mendalam, akar persoalan banjir bandang Sumatra dan Aceh. Selain faktor alam, terlihat jelas ada faktor lain seperti adanya 'kerusakan hutan' yang kronis di Sumatra yang menjadi penyebab banjir bandang," ujarnya.
Daniel mengatakan Komisi IV akan meminta seluruh data yang relevan, termasuk izin pembukaan hutan selama 10 tahun terakhir dan peta perubahan kawasan dalam 20 tahun terakhir. Menurutnya, melalui data tersebut akan terlihat skala perubahan lanskap hutan dan potensi penyebab kayu gelondongan yang hanyut dalam jumlah besar.
"Hal ini akan mengungkap penyebab asal muasal kayu gelondongan yang hanyut bersama banjir. Kita semua tentu prihatin dan berduka yang mendalam kepada keluarga kita yang tertimpa musibah. Kita berharap tidak terulang kembali. Kita harus menjaga lingkungan dan hutan kita agar alam yang kita tempati ini memberikan perlindungan bagi kita semua," pungkasnya. ***