![]() |
| Sekretaris Jenderal DPP Partai sekaligus Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Sarmuji. |
“Benar, surat pemberhentian sudah ditandatangani Ketua Umum dan Sekjen,” kata Muhammad Sarmuji.
Sebagai pelaksana (Plt) ketua Golkar Sumut, sudah ditunjuk sosok Ahmad Doli Kurnia Tanjung yang menjabat sampai selesainya Musyawarah Daerah (Musda) awal tahun depan.
Sarmuji menegaskan, pemberhentian Ijeck oleh Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dalam rangka penyelenggaraan musyawarah daerah.
"Pergantian untuk kepentingan penyelenggaraan musda saja. Sudah sesuai aturan," ujar Sarmuji saat dihubungi awak media ini, Jumat (19/12/2025). Ia mengatakan bahwa rencananya, Ijeck akan ditarik menjadi pengurus di Golkar pusat.
"Pak Ijeck rencana ditarik menjadi pengurus DPP," imbuhnya.
Pergantian ini tertuang dalam Surat Keputusan DPP Partai Golkar Nomor: Skep-132/DPP/GOLKAR/XII/2025 tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana Tugas Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara.
Pergantian itu tentunya menghadirkan rasa kecewa yang mendalam bagi para pengurus Golkar Sumut yang sebagian besar merupakan pendukung Ijeck. Sampai-sampai Ilhamsyah langsung mengajukan pengunduran diri dari jabatan Sekretaris DPD Partai Golkar Sumatera Utara. ia menilai ada permainan licik di balik pemberhentian itu.
Ilhamsyah secara terang-terangan mengkritik sistem pengelolaan organisasi di internal Partai Golkar yang dinilainya tidak sehat dan didorong oleh kepentingan pribadi.
Menurut Ilhamsyah, ada skenario atau framing yang sengaja dibangun untuk melengserkan Musa Rajekshah (Ijeck) dari kursi Ketua DPD Golkar Sumut, meskipun Ijeck telah menorehkan prestasi besar bagi partai.
"Kondisi ini saya lihat di Sumut, sengaja ada yang mem-framing agar ketua Ijeck disingkirkan dengan segala cara. Ada yang tidak baik di organisasi Golkar ini jika bicara masalah kehendak," ungkap Ilhamsyah, Kamis (18/12/2025).
Sudah beredar di kalangan pengurus Golkar Sumut bahwa Gubernur Bobby Nasution turut bermain di balik pemberhentian Ijeck itu.
Dengan diberhentikan dari jabatan ketua Golkar Sumut, maka kekuatan Ijeck pada Musda nanti akan sangata lemah. Pasalnya, Ijeck tidak lagi punya power untuk mendapatkan dukungan suara dari para ketua DPC Golkar Sumut.
Padahal sebelumnya ia mengaku, dari 33 pengurus DPC Golkar kabupaten/kota di Sumut, lebih dari 30 di antaranya pasti berpihak kepadanya. Dengan dukungan itu, Ijeck optimis bakal kembali terpilih sebagai ketua partai itu lima tahun ke depan.
Namun kini semuanya sirna. Setelah digusur dari jabatan ketua Golkar Sumut, dipastikan peta kekuatan dukungan akan berubah, apalagi jika Bobby sebagai gubernur turut menekan para kepala daerah dari Golkar untuk beramai-ramai menarik dukungannya dari Ijeck.
Bobby kabarnya sangat berharap agar Hendri Yanto Sitorus, Bupati Labuhanbatu Utara yang duduk sebagai ketua Golkar Sumut.
Hendri Yanto adalah kakak kandung dari Eri Ariyanti Sitorus, ketua DPRD Sumut saat ini. Dengan demikian terjawab sudah mengapa selama ini Bobby terlihat sangat dekat dengan Erni Ariyanti. Ternyata ada rencana penggulingan Ijeck yang telah mereka susun selama ini.
Upaya penggulingan Ijeck itu tentu terkait erat dengan penguatan posisi Bobby pada Pilkada 2029 mendatang. Bobby ingin sekali agar ia mendapat dukungan dari Golkar, sebab belum ada tanda-tanda Gerindra akan mendukungnya. Saat ini posisi Bobby hanya sebagai kader biasa di partai besutan Prabowo itu.
Bobby sadar bahwa hubungan Prabowo dan Jokowi tidak lagi semesra dulu sehingga tidak ada jaminan bahwa ia akan mendapat dukungan dari Gerindra untuk maju pada Pilkada mendatang. Dukungan dari PSI sudah pasti ia dapatkan karena partai itu seakan sudah menjadi milik keluarga Jokowi.
Tapi hanya berharap dari PSI tentu tidak mungkin sebab itu adalah partai kecil di Sumut. Bobby harus memastikan ada satu partai besar yang mendukungnya. Partai itu adalah Golkar.
Mengapa Golkar? Sebab Golkar adalah partai pemenang Pemilu di Sumut. Dan yang lebih utama lagi, ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia masih sangat berhutang budi dengan Jokowi sehingga apapun kepentingan keluarga Jokowi pasti akan diutamakannya.
Bahlil Lahadia berhasil menyingkirkan Airlangga Hartarto dari jabatan ketua Umum Golkar karena dukungan Jokowi. Bahlil duduk sebagai menteri di kabinet Prabowo juga karena Jokowi. Tak heran jika Bahlil dikenal sebagai orang yang loyal kepada Jokowi.
Makanya Bahlil juga sangat mendukung penguatan posisi politik Bobby Nasution di Sumut.
Ijeck hanyalah korban dari ambisi kekuasaan yang ingin diperkuat keluarga Jokowi di Sumut. keluarga itu berharap, dengan dukungan Golkar, Bobby tetap kembali terpilih sebagai Gubernur 2029-2034. Kalau Ijeck masih menjabat Ketua Golkar Sumut, jelas situasinya akan berbeda sebab hubungan Ijeck dan Bobby sudah retak.
Ijeck sebelumnya sudah bertekad bulat akan kembali duduk sebagai Ketua Golkar Sumut karena ia telah merancang bakal maju sebagai gubernur pada Pilkada 2029. Ia bertekad tidak akan mau lagi mengalah kepada Bobby.
Akibatnya, ya seperti ini. Ijeck harus dikeroyok orang-orang yang pro Jokowi, yang ingin agar kekuatan Jokowi -- melalui Bobby Nasution -- tetap tangguh di Sumut. Kasihan Ijeck..**
