-->

Tiket Pesawat Jakarta - Medan Lebih dari Rp10 Juta, Via Malaysia hanya Rp2 juta, Gila!

Sebarkan:

Chiki Fawzi kecewa dengan penerbangan nasional yang menetapkan tarif tidak masuk akal. Ia dan ribuan penumpang lain akhirnya memilih terbang melalui Kuala Lumpur
Perusahaan penerbangan nasional yang melayani perjalana dalam negeri benar-benar sangat menyengsarakan rakyat. Mereka begitu tega menerapkan harga yang sangat gila menjelang libur natal dan tahun baru ini. Bahkan bagi relawan yang ingin bekerja di wilayah bencana, tarif menjulang bisa mencapai Rp10 juta sekali penerbangan.

Hasil pantauan Kajianberita.com melalui websited Travelola menunjukkan kalau tarif penerbangan Jakarta - Medan begitu mengejutkan. Lihat saja, untuk penerbangan Garuda pada 26 Desember pukul 07.30 wib tarifnya mencapai Rp10.297.001 untuk sekali terbang per orang.

Memang ada yang lebih murah, yakni penerbangan yang lebih pagi  pukul 06.15 wib dengan tarif Rp9.662.567 per orang. Hitung- hitung tetap saja mendekati Rp10 juta.

Penerbangan di hari yang lain, yakni pada 27 Desember uga sama, berkisar Rp 10.296.000 per orang.  Pada hari yang sama pula, Batik Air melayani penerbangan langsung Jakarta -  Medan seharga Rp 7.975.200 per orang.

Anehnya, penerbangan dari Medan menuju Jakarta tarifnya masih relatif stabil. Harga di kisaran Rp1,2 juta sampai Rp1,3 juta dengan menggunakan Lion Air atau batik Air. Sementara Garuda menerapkan tarif sekitar Rp2 juta.

Kenaikan tarif itu menunjukkan kalau penerbangan nasional ingin meraup untung dari orang-orang yang ingin mudik dari Jakarta ke Sumatera. Tak heran jika kenaikannya mencapai delapan kali lipat dari harga normal. Sementara tarif dari Sumatera ke Jakarta, meski mengalami kebaikan, tapi relatif masih terjangkau.

Tentu saja banyak warga yang mengeluhkan kenaikan tarif yang gila-gilaan ini. Apalagi tidak semua yang menggunakan jasa pesawat itu untuk kepentingan pribadi atau tugas. Ada sejumlah relawan dari Jakarta yang sengaja datang ke Sumatera untuk membantu korban bencana dengan biaya sendiri, tapi kemudian merasa diperas dengan harga tiket yang melambung luar biasa.

Salah satunya dialami Chiki Fawzi, anak dari artis kondang pasangan Ikang Fawzi dan almarhumah Marissa Haque yang ingin datang lagi ke Sumatera membantu korban bencana di Aceh Tengah. Chiki mengeluh melihat tarif pesawat yang sangat gila-gilaan itu.

Sebelumnya ia sudah bekerja membantu korban bencana di Aceh Tamiang  awal Desember lalu, terbang dari Jakarta menuju Medan dengan tarif normal, sekitar Rp1,2 juta. Pekan lalu ia kembali ke Jakarta untuk urusan lain.

Pada Senin 22 Desember 2025, Chiki Fawzi datang lagi ke Sumatera, kali ini ingin membantu korban bencana di Aceh Tengah. Ia tentu saja terbang dari Bandara Soekarno Hatta menuju Kualanamu terlebih dahulu.

Di sinilah Chiki merasa terkejut dengan harga tiket yang melambung tinggi, mencapai Rp10 juta.

“Harganya tidak masuk akal,” katanya dalam akun Instagram @chikifawzi.

Ribuan calon penumpang lain juga mengeluhkan hal yang sama. Pihak penerbangan nasional terkesan ingin memeras rakyat tanpa pernah berpikir tentang urusan sosial.  Benar-benar menggunakan prinsip kapitalis. Di mata mereka, ekonomi Pancasila hanya taik kucing!

Nah, sebagai jalan keluarnya, Chiki dan para penumpang lainnya ramai-ramai memburu penerbangan Malaysia yang menawarkan harga lebih murah. tarif penerbangan itu lebih masuk diakal. Sepertinya penerbangan Malaysia lebih paham ekonomi Pancasila. 

Hanya saja tentu saja durasi penerbangan lebih lama karena harus singgah di Kuala Lumpur. Tarifnya hanya sekitar Rp2 juta dari Jakarta sampai ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang.

Chiki pun langsung mengutarakan kekecewaaanya melalui akun medsosnya.

“Mau ke Aceh Tengah, flight lewat Malaysia krn harganya lebih masuk akal. Kalau flight lsng ke Medan 8-9juta, kalau lewat Malaysia skitar 2jt-an (Jkt-Malay 1,5jt , Malay-Medan 500rb-an). Challengingnya adalah bawa barang2 besar seperti water purifier dll yg mau dipasang di Aceh.  Jadi kepikiran relawan yg gak punya passport. Semoga setelah Nataru ini, harga tiket lebih manusiawi ya,” tulisnya.

Cuitan Chiki ini seharusnya menjadi cambuk bagi Pemerintah untuk bisa berkaca dalam membatasi tarif penerbangan yang semakin tidak terkendali.  Tapi Pemerintah Indonesia kan kurang peduli masalah ini. Mereka hanya peduli manakala rakyat bertariak.

Begitulah hidup di negeri Kanoha ini. Maka bertariaklah terus agar telinga Pemerintah mau mendengar.!**

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini