Kasus korupsi yang melibatkan para pejabat tinggi di
Pertamina cukup menghebohkan dunia. Meski sudah ada 7 orang pejabat tinggi BUMN
itu yang ditangkap, tapi dipastikan masih banyak lagi sosok penting bermain
dalam korupsi yang merugikan negara hingga Rp 1000 triliun itu. Dua kakak
beradik, yakni Menteri BUMN Erick Thohir dan saudara kandungnya, Boy Thohir disebut-sebut
turut terlibat.Dua bersaudara Erick Thohir dan Boy Thohir
Oleh karena itu, semestinya Kejaksaan Agung memeriksa kedua orang itu. Apalagi dari informasi internal Kejaksaan Agung, Boy Thohir disebut-sebut turut mengendalikan aksi korupsi itu. Permainan Boy dipastikan tidak lepas dari dukungan abangnya Erick.
Untuk itu Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mendesak agar Menteri BUMN Erick Thohir (Etho) mundur imbas mencuatnya kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina Patra Niaga periode 2018-2023.
Sebab, kata dia, Etho telah menjabat sebagai Menteri BUMN sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Artinya tak mungkin menteri tidak mengetahui ada permainan di Pertamina.
"Artinya pada saat terjadinya Pertamax oplosan kemudian mafia migas yang membuat kerugian subsidi dan dana kompensasi terutama harus mengimpor BBM dengan RON yang kadarnya rendah itu kan ada di pengwasan Erick Thohir juga sebagai menteri BUMN juga," ujar Bhima di Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Bhima mendesak agar Menteri Etho segera mundur dari jabatannya karena dinilai kecolongan atas kasus tersebut. Tak hanya itu, dia juga mengatakan agar Presiden Prabowo segera melakukan reshuffle terhadap Erick Thohir.
"Harusnya menteri BUMN itu mundur karena gagal. Ini bukan periode pemerintah sebelum Erick gitu ya tapi itu pada periode pada waktu Erick menjabat sebagai menteri BUMN kejadiannya. Jadi Erick Thohir sudah selayaknya mundur dilakukan reshuffle," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar belum bisa memastikan soal apakah akan ada pemeriksaan terhadap Menteri BUMN Erick Thohir (Etho) dan saudaranya, Garibaldi "Boy" Thohir, yang disebut terlibat dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah di PT Pertamina.
Dia mengatakan, masih menunggu langkah dari tim penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung terkait kemungkinan pemanggilan Erick dan Boy untuk mengonfirmasi dugaan keterlibatan mereka dalam kasus ini.
"Kita lihat bagaimana sikap penyidik," ucapnya.
Informasi yang didapat dari internal Kejagung, Boy diduga mengendalikan para pejabat Pertamina yang kini mendekam di tahanan. Diduga Boy mengatur melalui dua orang kepercayaannya, R Harry Zunardi alias AI dan Febri Prasetyadi Suparta alias James.
Dari penelusuran, R Haryy Zunardi alias AI merupakan sosok yang menggantikan Erick Thohir sebagai Komisaris Utama PT Mahaka Media Tbk (ABBA). Harry ditunjuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 2019 atau saat Erick Thohir diangkat menjadi Menteri BUMN.
Melalui AI ini, Boy diduga mengatur enam pejabat Pertamina yang bertugas menangani masalah impor minyak. AI diduga ikut menangani masalah impor minyak bersama enam tersangka di kantor PT Jenggala Maritim.
Sementara terkait peran Febri Prasetyadi Suparta alias Mr James, sumber Inilah.com menyebutkan kalau James merupakan kepanjangan tangan Boy yang diduga mengatur segala aktifitas kegiatan hulu blok migas.
Dalam praktiknya, James alias Febri Prasetyadi Suparta mempunyai holding besar yang mengatur banyak pejabat Pertamina. Febri Prasetyadi Soeparta alias James sempat juga terseret dalam kasus dugaan korupsi mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini.
Febri diduga memberikan uang sebesar 700 ribu dolar AS kepada Rudi Rubiandini. Pelatih golf yang juga orang kepercayaan Rudi Rubiandini, Deviardi menyebut Febri merupakan orang kepercayaan Boy Thohir.
Sejumlah media sudah berusaha menghubungi Boy Thohir untuk meminta konfirmasi terkait dugaan keterlibatannya di kasus minyak mentah. Namun tidak dilayani.
Hingga saat ini, Kejagung telah menetapkan sembilan tersangka dalam skandal korupsi tersebut. Dua tersangka terbaru adalah Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, serta Edward Corne, VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga. Keduanya langsung ditahan di Rutan Salemba cabang Kejagung untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Modus operandi dalam kasus ini mencakup pengoplosan minyak berkadar oktan rendah dengan oktan tinggi serta pengadaan bahan bakar dengan sistem penunjukan langsung tanpa lelang.
Akibat praktik tersebut, harga BBM yang diperoleh jauh lebih mahal dari seharusnya. Kerugian negara akibat skandal ini diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun dalam setahun, menjadikannya salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia.
Kejagung juga mengungkap adanya kesepakatan ilegal dalam pengadaan minyak mentah yang merugikan negara dalam jumlah besar. Selain Maya Kusmaya dan Edward Corne, tujuh tersangka lainnya adalah:
- Riva Siahaan – Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga
- Sani Dinar Saifuddin – Direktur Optimasi Feedstock dan Produk
- Yoki Firnandi – Direktur Utama PT Pertamina Internasional Shipping
- Agus Purwono – Vice President Feedstock Manajemen Kilang Pertamina Internasional
- Muhammad Kerry Andrianto – Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa
- Dimas Werhaspati – Komisaris PT Navigator Khatulistiwa
- Gading Ramadhan Joedo – Komisaris PT Jenggala Maritim **