Martabat Bobby Nasution benar-benar jatuh di mata masyarakat Aceh. Setelah ia tidak dilayani dengan baik oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf saat berkunjung ke Banda Aceh 4 Juni lalu, giliran seorang pemuda Aceh yang menyampaikan caci maki kepadanya. Sampai-sampai Jokowi dan keluarga Solo juga ikut terseret.
Penghinaan itu benar-benar sangat kasar sehingga Bobby tidak tahu harus bagaimana menanggapi penghinaan itu. Oleh karena itu ia mengutip video itu dan menayangkannya di Instagram pribadinya #bobbynst.
“Jadi menurut kalian cocoknya mau dimacammanakan orang ini wee..!” tulis Bobby.
Jika disimak isi video itu, memang ucapan pemuda itu sangatlah vulgar. Terlihat sekali ia sangat marah kepada Bobby Nasution. Nama Jokowi juga ikut dibawa-bawa.
Perihal yang dibahas pemuda itu adalah terkait usulan Bobby Nasution yang mengajak Pemerintah Aceh bekerjasama mengelola 4 pulau sengketa yang ada di wilayah pantai barat Sumatera yang berlokasi di sekitar Aceh Singkil dan Tapanuli Tengah.
Keempat pulau itu adalah Pulau Lipan, Pulau Panjang, Pulau Mangkir Besar, dan Pulau Mangkir Kecil.
Awalnya Pemerintah menetapkan kalau keempat pulau itu masuk wilayah Aceh. Namun Kementerian Dalam Negeri -- melalui Surat Keputusan Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode serta Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Pulau yang diterbitkan pada 25 April 2025 – kemudian menyatakan kalau keempat pulau itu masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Karuan, keputusan itu langsung membuat Pemerintah Aceh marah dan kesal. Betapa tidak, tanpa berdiskusi dan tanpa musyawarah, seenaknya Kemendagri memindahkan pengelolaan pulau itu dari Aceh ke Sumut. Masalah semakin serius, sebab belakangan diketahui kalau di kawasan pulau itu terdapat potensi sumber minyak dan gas.
Tidak bisa dibantah, konflik antara Kemendagri dan Aceh kembali menghangat. Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Tapanuli Tengah sama sekali tidak terkait masalah ini karena keduanya dianggap tidak terlibat masalah.
Masalahnya, Bobby ingin jadi pahlawan kesiangan. Ia sengaja datang ke Aceh bertemu dengan Gubernur Muzakir Manaf untuk mengajak Pemerintah Aceh mau mengelola secara bersama keempat pulau itu.
Tidak jelas apa landasan Bobby menawarkan system kerjasama itu. Dasar hukumnya pun tidak ada. Lagipula tidak ada aturan hukum di negeri ini soal pengelolaan pulau bersama.
Entah bagaimana gagasan konyol ini muncul di kepala Bobby. Semestinya Bobby paham bahwa aturan mengelola pulau bersama itu tidak ada dalam system hukum di Indonesia. Makanya Gubernur Muzakir Manaf terheran-heran. Para politisi Aceh langsung beramai-ramai menyatakan menolak usulan itu.
“Usulan apa itu. Tidak masuk diakal. Jalan yang terbaik adalah mengembalikan pulau itu kepada Aceh karena fakta sejarah dan bukti-bukti sangat kuat bahwa pulau itu milik Aceh. Itu sudah tidak terbantahkan lagi,” kata Sudirman Uma, anggota Dewan perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh.
Hal ini yang mendasari mengapa Muzakir Manaf tidak mau berdiskusi lebih panjang dengan Bobby. Saat Bobby bersama Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu datang menemuinya di Banda Aceh, Muzakir hanya menyambut sebentar.
Setelah itu ia meninggalkan Bobby dan Masinton untuk berbicara dengan kepala dinas membahas masalah itu. Muzakir sepertinya sangat paham, Bobby dan Masinton sebenarnya tidak layak untuk membahas keberadaan empat pulau itu. Level dua kepala daerah ini tidak memenuhi syarat untuk membicarakanya.
Harusnya Menteri Dalam Begeri yang langsung berbicara, sebab konflik kepemilikan pulau itu muncul karena perbedaan pendapat antara Pemerintah Aceh dan Kementerian Dalam Negeri. Bobby dan Masinton sama sekali tidak tahu menahu masalah itu.
Lagi pula, persoalan pulau itu telah muncul sejak 12 tahun lalu, atau sekutar 2013. Kala itu Bobby masih tidak dikenal orang.
 |
| Peta pulau yang disengketakan |
Maka itu, campur tangan Bobby yang ingin membahas nasib empat pulau itu membuat Muzakir Manaf terheran-heran. Daripada ia buang waktu percuma, maka ia memutuskan meninggalkan Bobby untuk berbicara dengan level kepala dinas saja.
Pemerintah Aceh jelas menolak usulan Bobby terkait pengelolaan bersama keempat pulau itu. Yang diinginkan Pemerintah Aceh adalah Kemendagri mengembalikan keempat pulau itu kepada mereka. Bobby sebaiknya tidak perlu campur tangan.
Para politisi Aceh dan masyarakat Aceh juga sependapat dengan sikap Pemerintah Aceh. Tak heran jika sebagian besar masyarakat Aceh sangat kesal dengan Bobby. Mereka lantas beramai-ramai mengolok-olok Bobby yang datang ke Aceh dengan gagasan konyolnya.
Hal ini yang memicu sikap seorang pemuda Aceh yang menayangkan video berisi caci maki terhadap Bobby. Begini ucapannya”
“Hei Bobby anjing, bagaimana kalau istri kamu kita kelola bersama. Boleh nggak istrimu kita kelola bersama tiga bulan. Kau itu goblok nggak tahu malu ya. Sama dengan mertuamu itu, Jokowi anjing PKI. Sama kayak mertuamu perangaimu ya… Kalian itu tidak tahu malu, keturunan dazzal. Hak Aceh ngapain kau minta kelola bersama, di mana kau letak mukamu, di mana otakmu. Kalau istrimu aku kelola tiga bulan bagaimana, boleh tidak…..!”
Bobby sepertinya sangat terkejut dengan isi video itu. Sampai-sampai Ia tidak tahu harus berbuat apa, sehingga ia kemudian menayangkan video itu di Instagramnya untuk meminta pendapat dari masyarakat.
Ada banyak komentar yang muncul. Ada yang menyayangkan sikap kasar pemuda itu yang sangat tidak sopan dan kasar, tapi ada pula yang menyalahkan Bobby.
Kabarnya Pemuda itu sedang diburu aparat keamanan. Polda Sumut dan Polda Aceh sudah berkoordinasi untuk melayak keberadaan pemuda itu. Namun hasilnya belum ada sampai saat ini.
Besar kemungkinan pemuda itu akan mendapat perlindungan dari warga Aceh lainya, sebab sikap tegas pemuda itu dianggap mewakili aspirasi sebagian pemuda Aceh.
Bobby yang sekarang kebingungan sendiri, makanya ia bertanya kepada warganet, “Cammana menurut kalian, cocoknnya diapakan orang ini wee…!” kata Bobby. ***
