![]() |
Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto |
Polisi mengungkap dua kali pelaku teror ancaman bom terhadap pesawat Saudi Airlines diduga merupakan komplotan yang sama berasal dari negara India. Kini tim gabungan dari Siber Polda Sumatera Utara (Sumut) akan bekerjasama dengan Bareskrim Polri melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ancaman bom dan menangkap pelaku.
Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto mengatakan untuk mengungkap kasus ini, selain bekerjasama dengan Bareskrim Polri, tim Siber Polda Sumut akan bekerjasama dengan Polda Metro Jaya dan juga pihak keamanan lintas antarnegara.
"Ini masih kita dalami, tim Siber kami dari Polda Sumut, Polda Metro dan tim Siber dari Bareskrim lagi mendalami karena wilayahnya bukan di Indonesia tetapi di luar negeri. Ini juga butuh koordinasi dan kolaborasi antarnegara," kata Whisnu.
Whisnu juga menyebutkan, ada kesamaan dalam aksi teror ancaman terhadap pesawat Saudi Airlines tersebut dengan pola yang berbeda. Menurutnya aksi teror ancaman bom pertama yang dialami Saudia Airlines SV 5726 pembawa 442 jemaah haji asal Indonesia rute Jeddah-Jakarta dilakukan dengan menggunakan email yang dikirim ke Kementerian Perhubungan di Jakarta.
Sedangkan ancaman bom kedua yang menimpa pesawat Saudi Airlines SV 5688 pembawa 376 jemaah haji asal Jawa Timur dari Jeddah tujuan Surabaya diteror melalui pesan suara radio atau direct speech.
"Kemungkinan ada kesamaan, karena informasi tersebut dari wilayah India, tetapi masih kita dalami. Yang pertama itu melalui email dan kalau yang kedua ini melalui direct speech hampir sama sebenarnya ini yang masih kita dalami," sebutnya.
![]() |
Salah satu pesawat Saudi Airlines yang mendarat darurat di Bandara Kualanamu karena ancaman teror bom |
Setelah dilakukan sterilisasi selama kurang lebih enam jam, tim gabungan penjinak bom (Jibom) dari Brimob Polda Sumatera Utara dan Jihandak Kodam I/Bukit Barisan tidak menemukan bahan peledak atau bom di dalam pesawat Saudia Airlines tersebut. ***