-->

Baru saja Unggul dalam Pemilihan Rektor, KPK akan Panggil Muryanto dalam Korupsi Proyek Jalan

Sebarkan:

Muryanto Amin
Muryanto Amin belum bisa bernafas lega meski dalam pemilihan rektor USU di tingkat Senat Akademik pada Kamis (25/9/2025), ia unggul dari kandidat lainnya. Muryanto  yang merupakan bagian dari kubu Pro Jokowi harus menghadapi kasus yang selama ini terkait dengan statusnya sebagai orang dekat Bobby Nasution. KPK akan memanggilnya dalam kasus korupsi proyek jalan di Sumut senilai Rp157,8 miliar.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku akan menjadwalkan ulang pemeriksaan terhadap Rektor USU itu setelah sebelumnya Muryanto mangkir dari panggilan.

"Kami akan panggil kembali tentunya," kata Plt Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, kepada awak media di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025).

Asep menjelaskan, salah satu materi pokok pemeriksaan adalah mendalami peran Muryanto yang tergabung sebagai tim ahli dalam pergeseran anggaran dua proyek jalan di Dinas PUPR Sumut. Proyek tersebut sebelumnya tidak tercantum, namun kemudian masuk dalam anggaran Pemprov Sumut.

Dua proyek dimaksud, yaitu pembangunan Jalan Sipiongot–Batas Labusel senilai Rp96 miliar dan pembangunan Jalan Hutaimbaru–Sipiongot senilai Rp61,8 miliar, dengan total nilai Rp157,8 miliar.

"Itu yang akan kami perdalam. Apakah dia memang di-hire itu karena keahliannya di bidang penganggaran ataukah ada masalah lain gitu," ujar Asep.

Lebih lanjut, Asep menyoroti latar belakang Muryanto yang tidak memiliki keahlian di bidang penganggaran maupun jalan. Meski berlatar pendidikan sosial politik, ia tetap masuk dalam tim ahli. KPK menduga keterlibatan itu berkaitan dengan faktor kedekatan.

"Ternyata dia bukan expert, bukan apa, tapi karena kedekatan gitu. Nah itu yang akan kamI dalami dari yang bersangkutan," kata Asep.

KPK mengonfirmasi bahwa Muryanto masuk dalam lingkaran pertemanan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Kadis PUPR nonaktif Sumut, Topan Obaja Putra Ginting (TOP), yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Ini circle-nya, kan, Topan juga, kan circle-nya," ucap Asep dalam kesempatan lain pada Selasa (26/8/2025).

Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Sumut pada Kamis (26/6/2025) malam. Dalam OTT tersebut, KPK menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan jalan di Dinas PUPR Sumut dan Satker PJN Wilayah I Sumut. Total nilai proyek yang disorot mencapai Rp231,8 miliar dari enam proyek yang diduga telah dikondisikan.

Kelima tersangka yang diumumkan dan ditahan pada Sabtu (28/6/2025) malam adalah:

  • Topan Obaja Putra Ginting, Kadis PUPR Sumut
  • Rasuli Efendi Siregar, Kepala UPTD Gunung Tua Dinas PUPR Sumut sekaligus PPK
  • Heliyanto, PPK Satker PJN Wilayah I Sumut
  • M. Akhirun Efendi Piliang, Direktur Utama PT Daya Nur Global (PT DNG)
  • M. Rayhan Dulasmi Piliang, Direktur PT Rukun Nusantara (PT RN)

Saat ini  Akhirun Efendi Piliang dan Rayhan Dulasmi Piliang sedang mengikuti proses sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Medan. Majelis hakim sudah memeriksa saksi untuk mengungkap kasus itu. Salah satu saksi  yang akan dihadirkan adalah Bobby Nasution, gubernur yang membuat kebijakan sehingga menyebabkan terjadinya korupsi itu.

Selain Bobby, Plt Sekda Sumut Effendi Pohan juga akan diperiksa. Tidak tertutup kemungkinan Muryanto Amin juga akan dipanggil dalam persidangan itu.

Muryanto memang dikenal sebagai sosok rektor yang kontroversi dan dekat dengan penguasa. Pada masa kekuasaan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia turut dalam barisan pendukung penguasa kala itu sehingga a bisa mendapatkan jabatan Komisaris PTPN V.

Setelah Jokowi berkuasa, Muryanto berbalik  menjadi pendukung Jokowi sehingga bisa mendapat jabatan Rektor USU. Lalu sekarang Muryanto menjadi konsultan politik bagi Bobby Nasution, sesuatu yang tabu dilakukan ASN.

Tak heran jika nama USU semasa kepemimpinan Muryanto cenderung digunakan untuk kepentingan penguasa. Kualitas USU jauh melorot. Penelitian para akademisinya mendapat predikat kurang dipercaya. Malah rangkingnya jauh di bawah kampus lain di Sumatera.

Dalam lima tahun ke depan, nasib USU akan semakin menyedihkan jika Muryanto kembali menjadi rektor. Sudah bisa dipastikan Muryanto akan menjadikan kampus itu sebagai basis kekuatan pro Jokowi menjelang Pemilu 2029. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini