-->

Kapolri Listyo Sigit Akan Diganti, Kekuatan Kubu Pro Jokowi Semakin Lemah

Sebarkan:

 

Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo

Masa jabatan Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri tampaknya tak lama lagi akan berakhir. Diperkirakan paling lama Oktober mendatang ia sudah diganti setelah mencuat kabar Presiden Prabowo berkirim surat ke DPR untuk rencana pembahasan Kapolri baru.

Sejumlah nama sudah digengung-dengungkan masuk masuk bursa menggantikan posisi Listyo. Di antara nama tersebut, ada yang berpangkat Komjen, seperti Komjen Suyudi hingga Komjen Dedi Prasetyo.

Pergantian Listyo direncanakan Prabowo seiring banyaknya desakan masyarakat terkait tanggungjawab Listyo dalam mengatasi kerusuhan beberapa waktu lalu. Oleh para "penuntutnya", Jenderal Listyo dinilai gagal mengamankan unjuk rasa di akhir Agustus-awal September di Jakarta dan sejumlah daerah yang menewaskan setidaknya 10 orang.

Informasi yang beredar di kalangan awak media menyebut ada dua nama perwira tinggi yang dikirim Istana ke parlemen untuk dibahas sebagai pengganti Listyo. Keduanya berpangkat komjen, dan satu di antaranya baru naik pangkat bintang tiga.

Sejauh ini belum ada anggota DPR RI yang menanggapi soal rencana pergantian itu. Namun, info yang diterima wartawan, diperkirakan akhir pekan atau awal pekan depan bakal ada pengumuman dari Istana terkait isu Polri ini.

Salah satu calon kuat pengganti Listyo adalah Suyudi Ario Seto yang baru saja naik pangkat menjadi Komjen. Suyudi merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1994. Dia memulai kiprah kepemimpinannya menjadi Kapolsek Metro Pasar Minggu, lalu Kapolsek Metro Tanah Abang, dan Kapolsek Metro Penjaringan.

Suyudi juga berpengalaman atau spesialis di bidang reserse dengan pernah menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan dan Kanit Jatanras Polda Metro Jaya. Ia juga pernah menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, dan Kanit Resmob Bareskrim Polri.

Tahun 2017, Suyudi menjadi Kapolres Metro Jakarta Pusat, dan lalu diangkat sebagai analis kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri. Setelah dua tahun dipercaya menjabat Dirreskrimum Polda Metro Jaya, ia kemudian diangkat menjadi Wakapolda Metro Jaya.

Menjelang pelaksanaan Pilkada 2024, Suyudi dilantik menjadi Kapolda Banten menggantikan Irjen Pol Abdul Karim yang dimutasi sebagai Kadiv Propam.

Selain Suyudi, kandidat lainnya adalah Komjen Dedi Prasetyo yang saat ini menjabat  Wakapolri.  Komjen Dedi Prasetyo merupakan perwira tinggi Polri yang lahir pada 26 Juli 1968 di Magetan, Jawa Timur.  Dia  menyelesaikan pendidikan sebagai perwira tinggi Polri pada Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) pada 1990. 

Komjen Pol Suyudi Ario Seto
Kekuatan pro Jokowi Bakal Melemah

Jika rencana pergantian Listyo bisa dilakukan dalam waktu dekat, bisa dipastikan kekuatan kelompok Pro Jokowi bakal melemah. Selama ini Listyo adalah sandaran untuk kubu Pro Jokowi ini. Bahkan saat Pemilu dan Pilkada 2020 dan 2024, Listyo turut menggerakkan ‘Partai Coklat’ – sebutan lain untuk langkah Polri yang terlibat politik --  dalam membantu calon-calon yang mendapat rekomendasi Jokowi.

Aksi Partai Coklat ini sangat kentara di Medan dan Sumatera Utara karena mereka punya misi untuk mendukung naiknya menantu Bobby Nasution sebagai gubernur. Sebelumnya Partai Coklat sudah sukses mendukung Bobby menang sebagai walikota Medan pada Pilkada 2020.

Selain Listyo, motor penggerak Partai Coklat lainnya adalah Agus Andrianto yang saat ini sudah diangkat sebagai Menteri Imigrasi dan Lembaga Pemasyarakatan. 

Dengan posisinya sebagai pejabat sipil saat ini, setidaknya cengraman Agus Andrianto di lembaga kepolisian semakin melemah, apalagi Listyo juga sebentar lagi akan lengser.  Kondisi itu pasti akan membuat kubu Pro Jokowi semakin melemah.

Harus diakui, kekuatan pro Jokowi selama ini salah satunya karena  dukungan dari Partai Coklat. Jika Prabowo bisa  membersihkan Lembaga Polri dari perwira-perwira yang campur tangan dalam politik, maka setidaknya demokrasi akan lebih baik.

Yang kasihan para kepala daerah yang selama ini bergantung kepada kekuatan partai Coklat pasti akan terpuruk. Nasib ini sepertinya akan menimpa Bobby Nasution.

Jika Partai Coklat tidak lagi berada di belakangnya, kekuatan menantu Jokowi ini dipastikan bakal melemah. Apalagi posisinya di Partai Gerindra belum begitu  kuat. Bobby hanya sebagai kader biasa di partai itu. ***

 

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini