Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1447 H jatuh pada hari Rabu 18 Februari 2026. Ketetapan ini diumumkan melalui laman resmi Muhammadiyah dalam Maklumat nomor 2/MLM/1.0/E/2025. Sementara untuk Idul fitri, Muhammadiyah menetapkan pada Jumat 20 Maret 2026.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab, sebuah pendekatan astronomis yang menjadi kekhasan dalam tradisi penetapan kalender Hijriah Muhammadiyah. Dengan kemajuan teknologi dan ilmu astronomi, posisi ketinggian bulan kini dapat dihitung secara tepat hingga satuan detik, sehingga muhammadiyah menilai metode hisab bersifat pasti dan dapat dijadikan dasar untuk menetapkan awal bulan Hijriah.
Metode hisab digunakan Muhammadiyah tidak hanya untuk menentukan awal bulan Hijriah tetapi juga termasuk Ramadhan. Metode Hisab berprinsip pada keberadaan hilal, yang mana lengkungan bulan sabit paling tipis yang berkedudukan pada ketinggian rendah secara hisab. walaupun tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi sudah cukup untuk menjadi dasar penetapan bulan baru.
Pendekatan hisab berbeda dengan pendekatan rukyat yang mengharuskan hilalnya harus terlihat dengan pengamatan mata.
Muhammadiyah memandang bahwa visibilitas bukan syarat yang mutlak, melainkan Muhammadiyah Berpendapat bahwa keterlihatan hilal bukanlah syarat utama, karena keberadaan hilal yang dapat dibuktikan secara ilmiah sudah dianggap cukup.
Dalam pedoman hisab Muhammadiyah, dijelaskan bahwa hisab bukan hanya digunakan untuk awal Ramadhan tetapi juga untuk keperluan ibadah lain seperti, arah kiblat, waktu salat, dan penentuan awal bulan Syawal dan Dzulihijjah.
Metode ini menjadi bagian penting untuk Muhammadiyah dan terus dikembangkan melalui kajian dan pelatihan supaya masyarakat luar dapat memahami dasar-dasar hisab dan menghindari kesalahan dalam praktik keagamaan. ***
