-->

Ungkapan Kecewa Mengalir Kepada Politisi Gerindra yang Tidak Menghargai Kerja Relawan Bencana

Sebarkan:

Anggota Komisi I DPR RI fraksi Partai Gerindra, Endipat Wijaya, yang iri dengan kinerja relawan bencana untuk Sumatera . Ia membandingkan jumlah bantuan relawan dengan dana anggaran negara yang digunakan untuk penanganan korban bencana. Kok ada ya politisi seperti ini!
Sikap anggota Komisi I DPR Endipat Wijaya yang membandingkan jumlah donasi yang dikumpulkan relawan dengan jumlah bantuan pemerintah untuk korban bencana Sumatera mengundang rasa kecewa dari banyak pihak. Endipat Wijaya dianggap politisi yang tidak punya empati kepada korban. Betapa tidak, ia tampak iri kepada  aksi relawan seperti Ferry Irwandi yang berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp10 miliar untuk korban  bencana Sumatera.

Prilaku busuk politisi Gerindra ini mengundang kecaman dari banyak pihak. Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menyayangkan pernyataan Endipat Wijaya yang membandingkan bantuan pemerintah senilai triliunan rupiah dengan donasi warga yang hanya milyaran saat berlangsung Rapar kerja dengan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Menurut Jamiluddin, pernyataan Endipat menunjukkan ketidakpekaan terhadap gerakan warga, khususnya dalam membantu korban bencana Sumatera.

"Sebagai anggota DPR, seharusnya bersyukur warga masih memiliki kesetiakawanan sosial. Hal itu ditunjukkan dengan adanya donasi dari warga Rp 10 milyar untuk meringankan beban saudaranya sebangsa dan senegara," ujar Jamiluddin di Jakarta, Selasa, 9 Desember.

"Karena itu, sungguh tak layak membandingkan bantuan pemerintah yang triliun dan donasi warga yang hanya milyaran," sambungnya.

Menurut Jamiluddin, tentu hal yang biasa jika pemerintah dengan penguasaan semua sumber daya dapat menggelontorkan anggaran triliunan ke korban bencana. Sementara warga yang dalam waktu singkat dapat mengumpulkan milyaran, seharusnya diapresiasi, bukan diremehkan apalagi dihardik.

Endipat sendiri kabarnya tidak memberi sumbangan apapun kepada korban bencana Sumatera. Bisa dikatakan dia ini seorang politisi busuk yang tidak peka penderitaan rakyat. Banyak cakap. Manusia seperti ini tak ada gunanya bagi rakyat.

Betapa tidak, tanpa beretika sedikitpun ia menyindir para relawan seperti Ferry Irwandi sebagai orang yang sok dermawan.

"Sok paling Aceh dan Sumatera," katanya dalam rapat kerja tersebut.  Oleh karena itu Endipat meminta agar Pemerintah lebih aktif berpromosi soal bantuan untuk bencana sehingga tidak kalah dengan orang seperti Ferry.

"Jadi, kami mohon Ibu (Meutya Hafid), fokus nanti ke depan Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional, membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi-informasi itu, sehingga enggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di Aceh, di Sumatera, dan lain-lain itu, Bu," kata Endipat.  Dasar manusia anjing..! bahkan anjing lebih mulia lagi dari orang seperti ini.

Dilansir dari laman resmi DPR dan Fraksi Partai Gerindra, Endipat Wijaya merupakan legislator kelahiran 31 Mei 1984. Ia merupakan lulusan Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2006. Setelah itu, Endipat diketahui lulus dari jurusan Manajemen Swiss German University pada 2019.

Sebelum terjun ke politik, Endipat Wijaya diketahui pernah bekerja sebagai teknisi di Double A Group selama satu tahun. Setelah itu, ia hijrah ke Kalimantan Timur dengan bergabung PT Kaltim Prima Coal.

Pada 2011, ia memutuskan terjun ke politik dengan bergabung bersama Partai Gerindra. Kini, pria kelahiran Bengkulu itu merupakan anggota DPR periode 2024-2029 dari daerah pemilihan (Dapil) Kepulauan Riau. Endipat Wijaya berhasil meraih 105.413 suara atau yang tertinggi di dapil tersebut pada pemilihan umum (Pemilu) 2024. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini