Perempuan menggunakan bra di dada karena itu merupakan area sensitif
yang tidak dimiliki pria. Sebaliknya, pria juga ada memiliki area tubuh yang
tidak dimiliki perempuan, yaitu jakun, bagian
yang menonjol di wilayah leher. Oleh karena itu, beberapa orang menganggap,
jakun pria perlu ditutupi.Jakun pria (kiri) dan konsep bra untuk jakum yang dikembangkan di China
Para influencer China sependapat dengan pandangan itu. Lantas mereka mulai memopulerkan pemakaian bra untuk menutupi jakun pada pria.
Influencer Zhu Miaolin salah satu yang mencetuskan ide unik ini dengan meminta teman-teman prianya mengenakan penutup jakun. Aksi ini dilakukan untuk mempromosikan kesetaraan gender di tengah isu ketidakseimbangan jumlah pria dan wanita di negara tersebut.
Fenomena ini telah memicu kontroversi dan mendapat sorotan luas sejak Maret 2024.
Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (28/1/2025), penutup jakun berbentuk seperti bra ini dijual di platform e-dagang dengan harga terjangkau, sekitar RP 11 ribu hingga Rp 44 ribu.
Zhu berpendapat bahwa jakun adalah area sensitif pria, sama seperti payudara pada wanita. Konsep ini menjadi viral karena dianggap membawa pesan kesetaraan gender yang kreatif dan satir.Video-video Zhu yang memparodikan ketidakadilan gender menjadi viral, bahkan menginspirasi influencer lain untuk mengikuti jejaknya. Beberapa netizen pria mengaku baru memahami perasaan wanita yang sering dilecehkan melalui karya satir ini. Namun, tidak sedikit yang menganggap ide penutup jakun sebagai lelucon belaka.
Penutup jakun mencuri perhatian publik sejak Maret 2024. Ide ini diperkenalkan oleh Zhu Miaolin untuk menyoroti isu kesetaraan gender. Penutup jakun dianggap sebagai simbol satir yang menggambarkan ketidakadilan yang sering dialami wanita.
Produk ini menarik perhatian karena bentuknya menyerupai bra yang biasanya digunakan wanita. Zhu berpendapat bahwa jakun pria juga merupakan area sensitif yang layak dilindungi. Ia mengatakan, “Jika wanita mengenakan bra untuk melindungi alat kelamin mereka, mengapa pria tidak?”
Platform e-dagang mencatat penjualan tinggi aksesori ini, terutama model unik seperti berbentuk hidung babi. Lebih dari 7.000 unit terjual dalam waktu singkat. Aksesori ini menjadi perbincangan hangat, baik sebagai lelucon maupun simbol gerakan sosial.
Sensus Nasional Tiongkok 2020 menunjukkan ketidakseimbangan gender yang signifikan. Ada 34,9 juta lebih banyak pria dibandingkan wanita akibat kebijakan satu anak. Ketidakadilan ini mendorong banyak wanita muda untuk memilih tidak memulai keluarga.
Proposal resmi pada Maret 2024 menyoroti tantangan karier dan keluarga yang dihadapi wanita. Zhu menggunakan humor untuk menarik perhatian publik terhadap isu-isu ini. Ia kerap memparodikan pria dalam videonya untuk membalikkan stereotip gender.
Salah satu video viralnya menunjukkan Zhu menegur pria di jalan dengan ucapan, “Kamu terlihat sangat tampan, ke mana kamu akan pergi untuk merayu
Respons netizen terhadap penutup jakun sangat beragam. Banyak yang memuji kreativitas Zhu dalam menyampaikan pesan kesetaraan gender. Seorang pria menulis, “Saya sepenuhnya memahami sarkasme dalam video ini. Saya belum pernah merasakan ketidakberdayaan wanita sedalam ini.”
Namun, beberapa pihak menganggap tren ini sekadar mencari sensasi. Banyak yang melihatnya sebagai cara untuk menghasilkan traffic tanpa menyentuh isu gender secara mendalam. “Ini hanya lucu-lucuan, tidak ada yang serius di sini,” komentar salah satu netizen.
Meskipun demikian, penutup jakun berhasil menjadi simbol viral yang memancing diskusi luas. Aksesori ini melampaui fungsi dasarnya, menjadi medium ekspresi satir tentang ketidakadilan gender. ***