DPRD Sumut Tinjau Sejumlah Proyek Pemko Medan Masa Bobby Nasution yang Kacau Balau

Sebarkan:
Tim DPRD Sumut saat meninjau proyek Islamic Center yang dikerjakan oleh Pemko Medan di masa Pemerintahan Bobby Nasution

Kalau melihat dari sisi kualitas kerja, nyaris tidak ada kinerja Bobby Nasution yang bagus saat menjabat sebagai Walikota Medan sejak Februari 2021 hingga penghujung 2024. Namun karena  dukungan kekuasaan, Bobby tetap berhasil menang pada Pilkada Gubernur 2024. Meski demikian, kinerjanya selama menjabat Walikota Medan tetap dievaluasi. Hasilnya, memang hancur lebur!

Dua proyek infrastruktur besar di Kota Medan, yang dibangun sejak masa Walikota Bobby Nasution dipastikan mengalami keterlambatan penyelesaian. Proyek revitalisasi Stadion Teladan senilai Rp 70 miliar dan pembangunan Medan Islamic Center dengan anggaran lebih dari Rp 393 miliar dinilai tidak menunjukkan kemajuan signifikan meski sudah menelan anggaran ratusan miliar rupiah.

Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara, Ihwan Ritonga, dalam inspeksi mendadak ke dua lokasi proyek pada Senin dan Selasa (7–8/7/2025), menyampaikan kekhawatiran terkait efektivitas penggunaan anggaran, khususnya pengadaan peralatan yang hingga kini belum dimanfaatkan.

Saat sidak ke proyek Stadion Teladan misalnya, Ihwan dan sejumlah anggota DPRD menemukan bahwa scoring board senilai Rp 11,7 miliar yang dibiayai melalui APBD Kota Medan 2024 belum terpasang, meskipun pengadaan telah selesai secara administrasi.

"Pengadaan sudah dicairkan, tapi barang belum terpasang di stadion. Ini harus dijelaskan secara terbuka. Kalau tidak, ini berpotensi menjadi temuan," ujar Ihwan.

Syahrial, selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), menjelaskan bahwa scoring board telah dibeli dan disimpan sementara di gudang, menunggu penyelesaian pekerjaan fisik stadion yang dibiayai melalui APBN. Ia menyebut keterlambatan pemasangan diperkirakan hingga September 2025.

Islamic Center Terhambat

Sementara itu, pembangunan Medan Islamic Center yang berdiri di atas lahan 22 hektare di kawasan Tuntungan juga belum selesai. Meski bangunan masjid utama hampir rampung, akses jalan menuju lokasi masih dalam kondisi rusak dan berlumpur, sehingga menyulitkan warga.

Anggaran proyek ini tercatat sebesar Rp 393,27 miliar, bersumber dari APBD Kota Medan dan terus berlanjut hingga tahun 2025.

"Ini proyek besar yang dinantikan masyarakat. Kalau aksesnya tidak memadai, bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas ini?" kata anggota dewan Landen Marbun.

Menurut DPRD, sejumlah fasilitas penunjang seperti area parkir, sistem drainase, dan penerangan jalan belum tersedia. Masjid sempat difungsikan untuk salat Jumat, tetapi kemudian ditutup kembali karena belum laik pakai.

DPRD Sumut mendorong Pemerintah Kota Medan untuk segera mengevaluasi pelaksanaan kedua proyek tersebut, terutama menyangkut perencanaan, pengawasan, dan efektivitas anggaran. Proyek infrastruktur dengan nilai ratusan miliar rupiah disebut harus memberi manfaat nyata bagi warga, bukan sekadar menjadi simbol kemegahan yang tak kunjung selesai.

"Kalau Pemkot ingin dukungan dari Pemprov, DPRD Sumut siap memfasilitasi. Tapi harus ada perbaikan manajemen proyek," ujar Ihwan Ritonga.

Revitalisasi Stadion Teladan dan pembangunan Islamic Center dimulai sejak masa Wali Kota Bobby Nasution. Kedua proyek ini digadang-gadang sebagai simbol transformasi infrastruktur di Kota Medan. Namun hingga pertengahan 2025, progresnya dinilai lambat, dan pelaksanaannya kini diawasi ketat oleh legislatif.

Di samping proyek itu, ada lagi sejumlah proyek Bobby yang kacau balau. Misalnya revitalisasi lapangan Merdeka yang tidak beres. Proyek itu hanya terlihat bagus di permukaan, tapi untuk ruangan bawah tanahnya, kini bak menjadi kubangan kerbau. Ruang bawah tanah itu tidak berguna sama sekali. Saat banjir melanda, ruang bawah tanah itu jadi genangan air.

Sedangkan proyek under pass yang dibangun Bobby juga tidak sesuai spek yang direncanakan. Banyak jalan under pass di Medan yang juga jadi genangan air saat hujan turun karena analisis amdalnya tidak pernah dilakukan.

Dikuatirkan, kekacauan Bobby dalam memimpin proyek di Medan akan berlanjut di Sumut.  Saat ini saja jaringannya sudah terbongkar terlibat korupsi. Diyakini Bobby pasti terlibat aksi itu. Hanya saja ia tidak akan terjaring KPK karena masih dibela oleh kekuasaan. ***

 

 

 

 

 

 

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini