Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) 2026, pada pekan kedua Oktober 2025 kembali mengumumkan system pemeringkatan kampus negeri di Indonesia. Sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) top tetap bertengger pada posisi teratas dari riset tersebut. Yang memprihatinkan, posisi USU justru melorot tajam karena berada di peringkat 23 dari 27 kampus negeri yang diteliti. Memalukan..!
Posisi ini menunjukan betapa kepemimpinan Muryanto Amin telah membuat USU terus jeblok sejak ia menjabat Rektor di kampus ini pada 2020. Muryanto dianggap lebih banyak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan politik dan bisnis. Ia sibuk berkutat membantu kepentingan Bobby Nasution dan kubu Pro Jokowi ketimbang mengurus kampus.
Muryanto adalah konsultan politik Bobby Nasution sejak 2020 saat Bobby pertama kali ikut pada Pilkada Medan. Peran itu kembali dijalankannya pada Pilkada Gubernur 2024 sehingga tak heran Muryanto mendapat banyak proyek setelah Bobby terpilih sebagai gubernur Sumut.
Pada Pemilu 2029, Muryanto Amin sudah membangun rencana membantu kembali Bobby Nasution terpilih sebagai gubernur Sumut periode kedua. Ia membangun rencana ini bersama Agus Andrianto, Menteri Imigrasi dan Lembaga Pemasyarakatan, yang juga merupakan loyalis Jokowi.
Kelompok ini mendapat dukungan sejumlah elit politik binaan Jokowi di tingkat pusat. Luhut Binsar Pandjaitan disebut-sebut berada di belakang barisan mereka. Bahkan rencananya USU akan dijadikan basis untuk membangkitkan kembali kekuatan Pro Jokowi di wilayah Sumatera.
Agus Andrianto adalah mantan Kapolda Sumut dan mantan Wakapolri yang aktif membantu Bobby Nasution dalam dua Pilkada di Sumut melalui pengerahan kekuatan ‘Partai Coklat’. Karena ia dianggap berjasa dan sukses, Jokowi kemudian merekomendasikan namanya kepada Prabowo untuk diangkat sebagai menteri.
Muryanto yang menjabat rektor Sumut kemudian memberikan pula jabatan sebagai Ketua Majelis Wali Amanat USU untuk Agus Andrianto. Tak pelak lagi, USU akhirnya total berada dalam kendali kekuatan Pro Jokowi. Circle Bobby Nasution, Muryanto Amin dan Agus Andrianto ini yang sedang merencanakan gerakan untuk membangun kekuatan pada Pemilu 2029.
Sejak awal sebenarnya sudah terbaca bahwa konspirasi Bobby dan Agus telah menyiapkan Muryanto kembali terpilih sebagai rektor USU periode 2026-2031. Beruntungnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Prof Brian Yuliarto sudah membaca rencana ini sehingga dengan cepat ia langsung menunda proses pemilihan rektor yang seharusnya sudah memasuki babak akhir.
Padahal hanya tinggal selangkah lagi bagi Muryanto untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai rektor. Agus dan Bobby sudah merancang semuanya agar mereka kembali bisa menguasai USU.
Sampai kini belum ada jawaban pasti dari Brian Yuliarto kapan pemilihan rektor akan dilanjutkan lagi. Namun kepercayaan Pemerintah pusat terhadap Muryanto dipastikan sudah menipis. Selama memimpin USU, Muryanto lebih banyak menjalankan aktivitas politik dan bisnis ketimbang meningkatkan kualitas pendidikan di USU.
Alhasil, kualitas USU terus merosot. Yang awalnya diakui sebagai kampus negeri terbaik di Sumatera bahkan di luar Jawa, kini malah semakin terpuruk. Bahkan kualitasnya jauh di bawah kampus negeri di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.
kalau berjiwa besar dan tahu diri, Muryanto semestinya bertanggungjawab dengan masalah ini.
Beredar kabar kalau saat ini Mendikti Saintek sedang meneliti berbagai kebusukan yang terjadi di kampus USU selama masa kepemimpinan Muryanto Amin. Kebusukan tersebut, antara lain, terkait kasus korupsi yang melilitnya di KPK, penggunaan anggaran pendidikan di luar aturan, dan sistem pengelolaan asset kampus yang menyalahi ketentuan.
Besar kemungkinan pemilihan rektor USU belum dilanjutkan sampai akhir tahun ini. Bukan tidak mungkin jabatan Muryanto sebagai rektor akan dinon-aktifkan karena berbagai kasus itu.
Jika ini yang terjadi, maka Mendikti Saintek akan menunjuk salah satu anggota Wali Amanat USU untuk menjabat sebagai Pj Rektor.
Mendikti Saintek Brian Yuliarto termasuk yang sangat prihatin dengan perkembangan USU beberapa tahun ini. Nama USU lebih banyak dimanfaatkan para elitnya untuk kepentingan politik dan bisnis ketimbang mengembangkan system pendidikan yang baik.
Yang lebih parah lagi, karya penelitian dari akademisi USU kurang mendapat kepercayaan di sejumlah jurnal bergengsi. Karya penelitian akademisi USU malah dikategorikan sebagai karya yang kurang bisa dipercaya.
![]() |
Menteri Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologit, Prof Brian Yuliarto, diharapkan bisa menyelamatkan USU dari berbagai kebusukan para elitnya. |
Agus Andrianto juga jangan diberi peluang untuk mengaduk-aduk USU demi kepentingan politik keluarga Jokowi. USU harus dijauhi dari urusan politik. Kampus ini harus berbenah membangun diri untuk bisa kembali sebagai kampus terbaik di luar Jawa.
Para alumni USU juga sangat berharap Mendikti Saintek bisa melakukan terobosan untuk membangun perubahan di kampus itu.
“USU harus kita selamatkan. Para anggota senat, guru besar harusnya sensitif membaca situasi ini. Jangan justru larut terbuai dalam kekuasaan. Pilihlah rektor atas dasar kapasitas dan integritasnya. Bukan berdasarkan klan politik,” ujar Akhyar Nasution, mantan Walikota Medan yang merupakan alumni Fakultas Teknik USU.
Karena itu Akhyar sangat mendukung agar proses pemilihan USU Kembali diulang dari awal.***
Peringkat kampus Negeri di Indonesia menurut Riset Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) 2026,
- Universitas Indonesia (UI) : Peringkat dunia: 801-1.000
- Universitas Sebelas Maret (UNS): Peringkat dunia: 1.001-1.200
- Institut Teknologi Bandung (ITB): Peringkat dunia: 1.201-1.500
- Universitas Airlangga (Unair): Peringkat dunia: 1.201-1.500
- Universitas Gadjah Mada (UGM): Peringkat dunia: 1.201-1.500
- Universitas Padjadjaran (Unpad): Peringkat dunia: 1.201-1.500
- Universitas Diponegoro: Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Halu Oleo (UHO): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Hasanuddin (Unhas): Peringkat dunia: 1.501+
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS): Peringkat dunia: 1.501+
- IPB University: Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Jember (Unej): Peringkat dunia: 1.50 13.
- UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung: Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Negeri Malang (UM): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Andalas (Unand) : Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Negeri Jakarta (UNJ): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Negeri Padang (UNP): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Negeri Semarang (Unnes): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Negeri Surabaya (Unesa): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Sriwijaya (Unsri): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Sumatera Utara (USU): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Syiah Kuala (USK): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Brawijaya (UB): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Lampung (Unila): Peringkat dunia: 1.501+
- Universitas Mataram (Unram): Peringkat dunia: 1.501+
Perlu diketahui, THE WUR 2026 juga menampilkan daftar perguruan tinggi reporter. Status reporter disematkan pada universitas-universitas yang merupakan peserta aktif dalam proses pemeringkatan, tetapi belum diperingkat tahun ini.
Metode Pemeringkatan THE WUR 2026
Berikut indikator yang digunakan pada aspek-aspek penilaian kinerja universitas dunia dalam THE WUR 2026:
- Aspek Pengajaran (Bobot 29,5%)
- Reputasi pengajaran (15%)
- Rasio staf terhadap mahasiswa (4,5%)
- Rasio doktor terhadap sarjana (2%)
- Rasio gelar doktor terhadap staf akademik (5,5%)
- Pendapatan institusional (2,5%).
- Aspek Lingkungan Penelitian (29%)
- Reputasi riset (18%)
- Pendapatan riset (5,5%)
- Produktivitas riset (5,5%)
- Aspek Kualitas Penelitian (30%)
- Dampak sitasi (15%)
- Kekuatan penelitian (5%)
- Keunggulan penelitian (5%)
- Pengaruh penelitian (5%).
- Aspek Industri (4%)
- Pendapatan industri (2%)
- Paten (2%)
- Aspek Pandangan Internasional (7,5%)
- Mahasiswa internasional (2,5%)
- Staf internasional (2,5%)
- Penulisan bersama tingkat internasional (2,5%).