-->

Mengenal Dua Sosok Staf Khusus AHY yang Terlibat Aktif Menangani Bencana di Sumut

Sebarkan:

 

Agust Jovan Latuconsina (kanan) dan Sigit Raditya (kiri) mendampingi AHY dan rekan lainnya dalam salah satu kegiatan.

Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memutuskan menetap selama dua hari di Medan untuk membantu menangani bencana di Sumut dan Aceh. Sesuai jabatannya, bidang yang ditangani AHY adalah perbaikan infrastruktur. Masalah ini sangat vital karena ada banyak jalan dan jembatan yang rusak diterjang banjir dan longsor sejak 25 November lalu. Sampai-sampai akses jalan menuju lokasi bencana terputus.

Selama bertugas di Sumut, AHY didamping dua staf khususnya yang banyak berperan melakukan koordinasi lapangan. Mereka adalah Agust Jovan Latuconsina, Staf khusus Bidang Manajemen dan Kerja Sama Antar Lembaga, dan Sigit Raditya yang menjabat Staf khusus  Bidang Hukum dan Regulasi.

Kedua sosok ini bukan orang sembarangan. Agust Jovan Latuconsina yang lebih akrab dipanggil Jovan, adalah seorang ahli di bidang pengembangan sumber daya manusia dari  Universitas Airlangga, Surabaya yang lahir di Yogyakarta 11 Agustus 1979. Sebelumnya ia pernah menjabat staf khusus di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Negara.

Jovan dikenal sangat dekat dengan AHY karena keduanya pernah sama-sama di TNI. Jovan adalah abituren Akmil 2000, seangkatan dengan AHY dan sama-sama alumni SMA Taruna Nusantara.

Usai menyelesaikan pendidikan Akmil,  Jovan menjalani karier sebagai militer profesional di TNI AD selama 19 tahun. 

Awal karier militernya dimulai sebagai pejabat Komandan Peleton (Danton) di Batalyon Infanteri 132/Bima Sakti di jajaran Kodam I/Bukit Barisan (2002 – 2006). Selanjutnya ia dipercaya menjabat sebagai Perwira Seksi 2 - Operasi (2006 – 2008) dan Komandan Kompi Senapan B (2009 – 2010) di satuan yang sama.

Pada 2008, saat masih berpangkat kapten, Jovan mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan perwira di Amerika Serikat, satu tahun mendahului dari rekan seangkatannya. Pendidikan yang diikutinya adalah Maneuver Captain Career Course (MCCC) yang di laksanakan di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat, selama 7 bulan.

Pada 2010, masih di pangkat yang sama, ia mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan S2 Program Studi Manajemen Pertahanan, di Universitas Pertahanan (UNHAN). Setelah lulus dan diwisuda pada Mei 2012, Jovan ditugaskan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) Bandung menjabat sebagai Kepala Seksi Material Satuan (Kasimatsat) di bawah Staf Direktur Pembinaan Kesenjataan (Sdirbinsen) Pussenif (2012 – 2013).

Pada September 2013, Jovan sempat bergabung di Staf Kepresidenan RI Bidang Komunikasi Strategis (2013 – 2014) pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lalu delapan bulan kemudian ia berangkat mengikuti Pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) di Nanjing Army Command College (NACC) di Tiongkok, dan lulus sebagai salah satu siswa terbaik asal luar negeri dengan predikat Excellent Student.

Usai mengikuti pendidikan itu, Jovan didapuk sebagai Kepala Bagian Perencanaan Pendidikan (Kabagrendik) Akmil (2015 – 2016) di bawah Direktur Pembinaan Pendidikan (Dirbindik) Akmil. Di sini ia sempat berjibaku untuk menyelesaikan revisi kurikulum Taruna Akmil yang digunakan saat ini.

Delapan bulan berdinas di Akmil, ia kemudian ditarik menjadi Kepala Staff Pribadi (Kaspri) Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) di tahun 2016 (2016 – 2017). Selanjutnya promosi sebagai Kaspri Pangkostrad dan menjabat Komandan Batalyon Infanteri Raider 323 Divisi I Kostrad (2017 – 2019), atau biasa dikenal dengan sebutan Batalyon Buaya Putih.

Pada awal 2019 Jovan memutuskan pensiun dini dari dunia militer yang sudah digelutinya selama 19 tahun, untuk  berpindah ke jalur politik. Ia bergabung di Partai Demokrat yang pada saat itu menjabat sebagai Deputi Operasi Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat periode 2019 – 2020.

Setelah AHY terpilih menjabat Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025, Jovan dipercaya  sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat periode 2020 – 2025. Jabatan itu terus ia emban lima tahun berikutnya.

Dengan pengalamannya yang luas dalam bidang leadership, tak heran jika AHY juga mengangkat Jovan sebagai Staf khusus bidang Bidang Manajemen dan Kerja Sama Antar Lembaga di kementerian  yang dipimpinnya. Dengan jabatan itu, tidak heran jika Jovan sangat berperan dalam membangun kordinasi antar lembaga untuk memperlancar program bidang infrastruktur.

Saat AHY berkunjung ke Sumut menangani masalah bencana di daerah ini, Jovan termasuk yang aktif berperan di dalamnya. Ia menjadi sosok yang membangun komunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Sosial, dan Kementterian Transmigrasi untuk membahas masalah infrastruktur dan penyaluran bantuan ke Lokasi bencana.

Sosok pria yang satu ini cenderung low profile. Lebih banyak bermain di belakang, ketimbang menonjolkan diri di depan. Jovan lebih mengutamakan hasil kerja sehingga ia lebih banyak focus memperlancar tugas-tugas yang dijalankan AHY.  Tak heran jika AHY merasa sangat banyak terbantu dengan peran sahabatnya ini. 

Jovan Latuconsina terlihat duduk dibelakang saat membahas penanganan infrastruktur di Sumut yang rusak karena banjir dan longsor saat pertemuan di Bandara Kualanamu bersama AHY Minggu 30 November 2025
Selain Jovan, ada juga sosok lain yang aktif membantu AHY menangani bencana di Sumut. Dia adalah Sigit Raditya yang menjabat sebagai Staf khusus  Bidang Hukum dan Regulasi di Kementerian yang sama. Sosok yang satu inipun tidak kalah menterengnya.

Sama seperti AHY dan Jovan, Sigit Raditya juga merupakan alumni  SMA Taruna Nusantara pada 1997. Usai menyelesaikan sekolah menengah, Sigit mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan ke Norwich University, Amerika Serikat dan lulus pada 2000. Selanjutnya ia mengikuti pendidikan Sekolah Perwira Prajurit Karir (SEPA PK) hingga lulus tahun 2001.

Sejak itu ia cukup lama menjalankan tugas sebagai perwira TNI. Bahkan pernah tergabung dalam kontingen garuda untuk misi perdamaian di Libanon.  Berbagai pendidikan lain juga sempat digelutinya, seperti mengikuti pendidikan dibidang studi internasional di University of Wollongong, Australia pada 2009 dan pendidikan di Command and General Staff College (CGSC), Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.

Setelah 19 tahun bergelut di dunia militer, Sigit memutuskan untuk pensiun dini pada 2019. Sigit tertarik memasuki ruang pengabdian yang lebih luas di dunia politik.

Pada Agustus lalu Sigit baru saja menyelesaikan pendidikan Doktoral (S3) dalam bidang administrasi 

publik di Universitas Padjadjaran. AHY hadir saat Sigit menjalani proses sidang promosi itu.

AHY, Jovan dan Sigit bisa dikatakan tiga sahabat yang sama-sama merintis karir di bidang militer di era yang sama. Ketiganya kemudian sama-sama memutuskan pensiun dini untuk melanjutkan perjuangan di dunia politik. Sama seperti Jovan, Sigit juga merupakan politisi yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat.

Sigit Raditya yang menjabat Staf khusus  Bidang Hukum dan Regulasi di Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan kewilayahan
Saat ini, ketiga sosok inilah yang bahu-membahu menangani masalah infrastruktur di Sumut Ketika bencana terjadi. Dengan kepemimpinan ala kombinasi sipil dan militer, mereka berhasil mendorong alat-alat berat bekerja lebih optimal di lapangan.

Hasilnya, hari ini Senin 1 Desember 2025, jalan vital yang menghubungkan Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah yang sempat putus selama sepakan terakhir, sudah bisa dilalui angkutan darat. Perbaikan in tentu saja membawa kabar baik untuk upaya penyaluran bantuan ke lokasi bencana di Tapanuli Tengah, Sibolga dan Tapanuli Selatan. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini