-->

Bukan lagi Dikendalikan Sukanto Tanoto, Ini Dia Sosok Pemilik Saham PT Toba Pulp Lestari

Sebarkan:


Perusahaan penghasil bubur kertas PT Toba Pulp Lestari lagi-lagi mendapat sorotan. Setelah mencuat tuntutan warga Toba yang meminta agar perusahaan itu ditutup,  belakangan muncul lagi tuduhan kalau perusahaan itu ikut berperan merusak ekosistem hutan Sumut sehingga menyebabkan terjadi bencana banjir dan longsor melanda Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Sibolga dan Tapanuli Selatan.

Pihak manajemen PT Toba Pulp Lestari (TPL) buru-buru mengklarifikasi tuduhan itu. Mereka membantah telah berperan merusak hutan. Corporate Secretary Toba Pulp Lestasi,  Anwar Lawden, menyebutkan bahwa  perusahaannya tidak memiliki keterkaitan dengan Lokasi bencana tersebut.

“Perseroan menghormati pendapat publik, namun informasi yang disampaikan harus berdasarkan data yang dapat diverifikasi. Kami tetap membuka ruang dialog konstruktif,” kata Anwar dalam pertemuan membahas keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 2 Desember 2025.

Anwar Lawden mengaku kalau belakangan ini memang perusahaanya mendapat tekanan bertubi-tubi dari masyarakat. Namun sebagai perusahaan internasional, mereka tetap akan menghadapi tekanan itu secara professional. Tentu saja pemilik Perusahaan tetap akan mengawasi kondisi di lapangan.

Kantor pusat pemilik PT TPL sendiri berada di Hongkong. Perusahaan ini berada dalam naungan Allied Hill Limited yang merupakan pemilik saham mayoritas. Allied Hill Limited mengambilalih saham mayoritas di PT TPL sejak Juni 2025 dari tangan konglomerat Sukanto Tanoto. Dengan demikian bisa dipastikan bahwa mayoritas investasi di Perusahaan itu merupakan milik asing, bukan lagi di bawah kendali Sukanto Tanoto.

Awalnya memang Sukanto Tanoto adalah pendiri perusahaan itu. Ia mendirikan PT TPL pada April 1983 yang kala itu diberinama PT Inti Indorayon Utama. Produksi usahanya adalah bubur kertas dan serat rayon dari kayu.

Sayangnya perjalanan PT Inti Indorayon Utama sarat konflik dengan masyarakat lokal. Perusahaan dituding melakukan pencemaran lingkungan, pemicu penyebaran penyakit kulit, deforestasi besar-besaran, hingga merampas tanah warga secara tidak adil.

Pada 1999, Presiden RI ke-3 BJ Habibie menghentikan sementara operasional pabrik INRU dan menunjuk auditor independen untuk menginvestasi dugaan kerusakan lingkungan. Namun, audit tak pernah dijalankan.

Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid membuka kembali opeasional perusahaan itu pada tahun 2000 dengan syarat tidak boleh lagi memproduksi rayon yang menyebabkan pencemaran. Sejak itu, Indorayon pun lahir kembali dengan berganti nama menjadi Toba Pulp Lestari. Dalam perjalanannya, pemilik saham pun berubah.

Berdasarkan informasi dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pemilik Toba Pulp Lestari bukan lagi tercatat Sukanto Tanoto. Toba Pulp Lestari kini sudah dimiliki perusahaan investasi asal Hong Kong, Allied Hill Limited, yang menguasai 92,54 persen saham. Sementara, sisa 7,46 persen dimiliki publik.

Allied Hill merupakan entitas holding yang sepenuhnya dimiliki Everpro Investments Limited milik warga negara Singapura, Joseph Oetomo. 

Sosok pemilik dan pengendali saham PT Toba Pulp Lestari, Joseph Oetomo berkebangsaan Singapura. (
Namun perpindahan saham ini mengundang tanda tanya sebab sosok  Joseph Oetomo juga merupakan salah satu pejabat penting dalam grup Royal Golden Eagle (RGE), sebuah perusahaan yang bergerak di industri kayu lapis untuk pasar ekspor.

Untuk diketahui, RGE adalah perusahaan yang didirikan Sukanto Tanoto pada 1973. Grup ini merupakan payung besar bagi berbagai perusahaan raksasa seperti APRIL (kertas), Asian Agri (kelapa sawit), hingga Sateri (viscose rayon).

Joseph Oetomo tercatat sebagai direktur atau Anggota Dewan (Board Member) di perusahaan itu. Bahkan ia pernah pula tercatat sebagai chairman RGE untuk wilayah Indonesia.

Siapapun pemilik perusahaan itu, yang jelas PT TPL sedang menghadapi tekanan yang cukup berat dari masyarakat Toba dan sekitarnya. Tekanan yang mereka hadapi kian berat karena lembaga agama turut campur dalam masalah itu. HKBP organisasi agama terbesar di Toba termasuk yang turut meminta agar PT TPL segera ditutup.

Meski demikian, Joseph Oetomo mengaku tidak akan mundur. Ia bertekad akan mempertahankan usaha perusahaannya.  Saham PT TPL di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan kode INRU juga tetap diperkuat. Dsaham perusahaan itu tetap bermain di BEJ tanpa sedikit ada rencana membuat perusahaan itu bersifat tertutup. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini