-->

Anak dan Menantunya Mulai Mendapat Tekanan, Jokowi Berharap Perlindungan Prabowo

Sebarkan:

Pertemuan Jokowi dan Presiden Prabowo di Jakarta
Pertemuan Jokowi dan Prabowo selama dua jam di Kertanegara dinilai sarat dengan nuansa politik. Pakar menduga Jokowi sedang minta bantuan ke Prabowo. Biro Pers Sekretariat Presid

Baca artikel CNN Indonesia "Nuansa Politik di Balik Pertemuan Jokowi dan Prabowo" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20251007124049-32-1281848/nuansa-politik-di-balik-pertemuan-jokowi-dan-prabowo.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/
Kabar adanya kunjungan khusus mantan Presiden Joko Widodo yang datang menemui Presiden Prabowo di kediamannya di Kartanegara, Jakarta, 4 Oktober lalu, akhirnya terbongkar ke public. Tadinya pertemuan itu bersifat rahasia, tapi akhirnya media berhasil juga menciumnya.

Pertemuan itu sejak awal sifatnya dilakukan secara privat. Namun ketika wartawan menanyakan masalah ini kepada  pejabat istana, Mensesneg Prasetyo Hadi tak kuasa untuk membantah. Ia mengakui adanya pertemuan itu.

Pengamat Politik Rocky Gerung menyakini, Jokowi menemui Prabowo karena kegelisahannya akan tekanan yang muncul terhadap “dinasti politiknya” yang sudah di ujung tanduk akibat masalah ijazah palsu, Fufu Fafa hingga menantunya, Bobby yang merupakan Gubernur Sumut. 

Dalam situasi seperti itu, Jokowi hanya bisa berharap agar Prabowo mau melindungi keluarganya itu.

"Makanya Jokowi datang menemui Prabowo untuk meminta bantuan itu," kata Rocky. 

Belakangan ini anak dan menantu Jokowi terus mendapat tekanan publik. Anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming kini semakin terdesak karena ia dianggap tidak memiliki ijazah setara SMA atau sarjana saat naik ke panggung politik, baik sebagai walikota Solo maupun sebagai  wakil presiden. Sejumlah bukti begitu kuat menyebutkan Gibran hanya tamatan SD. 

Kalaupun ia pernah bersekolah di Singapura dan Australia, itu pun tidak selesai. Sedangkan sekolahnya di Australia bisa dikategorikan sebagai kursus Bahasa Inggris.

Sejumlah pakar sudah mendukung fakta kebohongan itu. Bahkan Menteri Pendidikan juga tidak bisa membantah soal kerancuan ini. Masalah pendidikan Gibran ini kian memperparah  persoalan pribadinya yang sebelumnya kerap dikait-kaitkan sebgaai admin Fufufafa yang secara diam-diam selalu menyerang Prabowo. Lagi pula Gibran terkesan sangat terasing dalam sistem pemerintahan karena kemampuannya yang tidak memadai.

Lain lagi dengan Bobby Nasution. Menantu Jokowi ini mulai terdesak karena Pengadilan Negeri memaksa ia hadir untuk  memberi kesaksikan pada sidang kasus korupsi yang terjadi di Pemda Sumut. 

KPK sebenarnya terlihat sekali sangat berusaha melindungi Bobby. Bahkan Bobby tidak pernah diperiksa saat anak buahnya terjerat kasus korupsi. Padahal korupsi yang dilakukan anak buahnya itu atas perintah dari atasan mereka. Atasan mereka adalah Bobby.

Meski demikian, KPK yang masih tunduk kepada Jokowi tetap membela Bobby. Mereka terus berupaya agar Bobby jangan sampai dihadirkan ke persidangan. Sebab kalau ia hadir, berbagai kebusukan dalam kasus korupsi itu akan semakin terbongkar. Bisa-bisa Bobby harus terseret sebagai tersangka.

Sadar dengan sulitnya posisi anak dan menantunya itu, makanya Jokowi mendatangi kediaman Prabowo untuk meminta bantuan demi perlindungan bagi anak dan menantunya. Namun belum jelas bagaimana sikap Prabowo atas permintaan itu.

“Kita lihat saja perkembangan ke depan. Semoga pengadilan tipikor di Medan tetap konsisten harus bisa memaksa Bobby hadir di persidangan,” kata Rocky Gerung.

Selain itu, pada pertemuan Jokowi dan Prabowo itu, Rocky  memprediksi kalau keduanya juga membicarakan agenda pengamanan jalur politik jangka panjang dan proyeksi Pilpres 2029. Jokowi sepertinya sadar kalau  posisi anaknya Gibran sebagai wakil presiden sangat lemah secara politik. Begitu juga soal kemampuanya dalam berkomunikasi.

Tapi demi kekuasaan, Jokowi berharap anaknya itu tetap bisa mendampingi Prabowo maju kembali sebagai wakil presiden pada 2029. Sedangkan Bobby diharapkan bisa kembali jadi gubernur Sumut untuk periode kedua. Nanti setelah 2034, barulah Jokowi merencanakan Gibran jadi presiden.

Namanya juga rakus kekuasaan, jadi apapun akan dilakukan keluarga itu untuk melanggengkan kekuasaan mereka. Harapan rakyat kini hanya bertumpu pada hukum. ***

 

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini