![]() |
Jokowi menerima kunjungan Prabowo di rumahnya di Solo |
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kiprah Bobby Nasution di dunia politik tidak lepas dari peran mertuanya, Joko Widodo, Presiden RI periode 2014-2024. Tanpa dukungan Jokowi, Bobby bukanlah siapa-siapa. Ia tidak dikenal masyarakat sumut kalau saja tidak menikah dengan Kahiyang Ayu, putri Jokowi.
Dengan status keluarga presiden, Bobby merasa sangat kuat di politik sehingga ia berkeyakinan tidak akan mungkin tersentuh KPK.
Di masa Pemerintahan Jokowi, posisi KPK memang sengaja diperlemah sehingga statusnya seakan di bawah Polri. Komisioner KPK selama 10 tahun terakhir ini juga merupakan orang-orang pilihan Jokowi.
Apalagi Jokowi sangat dekat dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Tidak bisa dibantah, karir Listyo meningkat berkat bantuan Jokowi. Sebagai balas jasanya, apapun perintah Jokowi, Listyo pasti manut.
Dengan posisi itu, ada pandangan bahwa selagi Listyo menjabat Kapolri, KPK pasti tidak akan berani menyentuh keluarga Jokowi, termasuk Bobby. Harus dipahami, para tokoh penting di KPK adalah bawahan dari Listyo.
Nama Bobby sebenarnya sudah banyak dilaporkan di KPK dalam berbagai kasus korupsi. Bobby disebut-sebut salah satu aktor di balik penyelundupan nikel dari Maluku Utara ke China. Bersama istrinya Kahiyang, pasangan ini memang memiliki izin tambang nikel cukup luas di sana. Salah satu operator usaha Bobby di Maluku Utara adalah Nikson Nababan, yang merupakan salah seorang pengurus HIPMI.
Nikson sebenarnya sudah pernah dua kali dipanggil KPK untuk menjalani pemeriksaan, tapi ia menolak datang. Sejak itu KPK tidak berani lagi memanggil Nikson. Kabarnya ada kekuatan besar yang melarang KPK memanggil pengusaha itu.
Jadi bisa dibayangkan, memanggil anak buah Bobby saja KPK tidak berani, apalagi menjadikan Bobby tersangka..! Maka itu, selagi pengaruh Jokowi masih kuat, jangan berharap Bobby akan tersentuh hukum.
Banyak yang menduga peta kekuatan politik ini berubah setelah Jokowi tidak lagi menjabat presiden sejak Oktober 2024. KPK diharapkan mulai berani bertindak untuk menegakkan hukum. Apalagi prilaku Bobby semakin menjadi-jadi setelah menjabat gubernur Sumut. Ia seenaknya menaikan anggaran proyek jalan hingga lebih dari 200 persen dari sebelumnya.
Bukan rahasia lagi, proyek jalan merupakan proyek yang sarat gratifikasi karena minimal 20 persen dari nilai proyek itu akan dikembalikan kepada pejabat terkait sebagai uang pelicin. Bobby, sejak menjabat Gubernur Sumut, menaikan proyek jalan dari Rp660 miliar menjadi Rp 1,2 triliun tanpa pernah berkomunikasi dengan badan Anggaran DPRD Sumut.
Permainan gratifikasi ini sebenarnya sudah terbaca oleh KPK. Informasi soal keterkaitan Kepala Dinas PUPR Sumut, Topan Ginting dengan Bobby juga sudah diperoleh secara lengkap KPK.
Topan adalah pejabat kesayangan Bobby Nasution yang sudah dinyatakan tersangka karena menerima gratifikasi proyek jalan di Tapanuli bagian Selatan yang nilai proyeknya mencapai Rp231,8 miliar.
Menurut rencana, 20 persen dari proyek itu akan kembali ke kantong pejabat Sumut. Topan kabarnya mendapat Rp8 miliar, sedangkan atasannya Rp36 miliar. Semua itu adalah uang pelicin agar proyek berjalan mulus sejak proses lelang. Atasan Topan itu, siapa lagi kalau bukan Bobby.
Oleh karena itu, besar kemungkinan Bobby sulit mengelak dalam kasus gratifikasi itu. Apalagi kabarnya Topan sudah buka-bukaan dengan KPK. Ia tidak mau dikorbankan sendirian dalam kasus itu. Topan juga membongkar keterlibatan Bobby dalam proyek lain selama menjabat walikota Medan.
Lantas apakah Bobby akan dijadikan tersangka? Inilah pertanyaan banyak orang.
![]() |
Bobby Nasution, mungkin akan dipanggil KPK tapi tidak akan menjadi tersangka |
Jaminan Jokowi itu menjadi bukti bahwa pengaruh si ‘Raja Jawa’ masih sangat kuat di Pemerintahan. Kekuatan itu semakin nyata setelah Presiden Prabowo berkunjung ke rumah Jokowi di Solo pada minggu 20 Juli lalu. Keduanya sempat berbincang akrab selama lebih dari satu jam.
Pertemuan itu menandakan bahwa suara Jokowi masih menjadi pertimbangan bagi Prabowo dalam menjalankan pemerintahan. Bahkan orang-orang Jokowi masih banyak duduk di kabinet Prabowo.
Pertemuan di Solo itu sekaligus menjadi jaminan bahwa Jokowi pasti akan aman dalam kasus ijazah palsu yang dituduhkan kepadanya. Anak dan menantunya juga akan aman dari jeratan hukum.
Pertemuan itu yang membuat Bobby semakin percaya diri kalau KPK tidak akan berani menyentuhnya. Orang bisa saja menuding apa saja terhadap dirinya, tapi posisi Bobby pasti aman. Sekali lagi, aman..! Jangan berharap ia akan menjadi tersangka.
Sama saja dengan kasus ijazah Jokowi. Jangan bermimpi polisi atau pengadilan akan mengatakan ijazah itu palsu, meski kajian teknologi begitu kuat menyatakan kepalsuan tersebut.
Semua harus paham, di negeri ini, hukum masih dikendalikan penguasa. Semua aturan bisa diputar balikkan demi memuaskan keinginan penguasa. Adapun lembaga hukum hanyalah alat bagi penguasa untuk menjerat musuh-musuh mereka.
Jangan berharap akan ada reformasi di tubuh KPK. Lembaga itu hanya berani bertindak terhadap musuh-musuh penguasa, sedangkan menghadapi kroni penguasa, mereka bagaikan kerbau dicucuk hidung.
Selamat untuk Bobby. Anda masih jagoan karena tak akan terkait apapun dalam badai korupsi yang melanda Sumut. Mainkan terus mainmu itu. Tidak terbantahkan, kau adalah raja di Sumut ini…! ***