-->

Aparat Terkesan Diam, Ibu-Ibu Pengajian Asahan Akhirnya Bertindak Merusak Rumah Judi

Sebarkan:

Rumah judi yang digrebek ibu-ibu pengajian akhirnya diberi tanda  police line oleh polisi setempat
Permainan judi begitu kontras terlihat sekitar kawasan Jalan Diponegoro, Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, tapi aksi itu sama sekali tidak mendapat respon dari aparat keamanan. Malah terkesan kalau permainan judi itu dibiarkan atau dipelihara. Berkali-kali diadukan, tidak juga mendapat respon.

Hal ini yang membuat para ibu-ibu pengajian kesal. Mereka terpaksa bertindak sendiri untuk terjun ke lokasi judi itu guna menghentikan permainan judi yang ada di sana. 

Pada Selasa (28/10), puluhan ibu-ibu pengajian mendatangi rumah yang menjadi arena permainan judi itu dan merusak berbagai peralatan judi yang ada di dalam.

Ada dua ruko yang menjadi sasaran aksi para ibu tersebut. Ruko pertama berada di Jalan Diponegoro. Mereka merusak berbagai peralatan judi yang ada di lokasi itu dan mengusir para pemain judi yang sedang bertaruh uang.

Aksi itu membuat beberapa orang yang ada di dalam ruangan itu terpaksa berlarian tanggang langgang. Hal itu membuat para ibu pengajian semakin leluasa merusak arena permainan judi itu hingga akhirnya ruang itu berantakan.

Aksi sekelompok ibu-ibu pengajian di Asahan mendapat pujian dari masyarakat. Mereka menggerebek dua tempat judi di Kelurahan Kisaran Baru, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

Sementara petugas keamanan pura-pura merasa tidak tahu dengan arena permainan judi itu. Mereka datang setelah ibu-ibu pengajian melakukan aksi mereka.

“Setibanya di Jalan Diponegoro, petugas kami menemukan sebuah meja ketangkasan (alat judi) dalam kondisi pecah di tepi jalan,” kata Kapolres Asahan, AKBP Revi Nurvelani, dalam keterangannya, Rabu (29/10).

Revi menuturkan, saat pihaknya mengamankan ruko lokasi perjudian di Jalan Diponegoro, sekelompok ibu-ibu tersebut kemudian pindah ke lokasi kedua, yakni di Jalan Kartini. Tidak jauh dari lokasi pertama.

“Setibanya di sana, massa merobohkan pagar pembatas ruko,” ujarnya.

Revi menjelaskan bahwa para ibu itu akhirnya membubarkan diri secara tertib, dan pihak kepolisian langsung melakukan pengamanan untuk memastikan situasi tetap kondusif.

Polisi belakangan mengamankan sejumlah alat perjudian dari dua lokasi yang digerebek ibu-ibu itu. Meski begitu tidak ada penjudi maupun pemilik tempat yang ditangkap. Revi mengatakan itu karena saat penggerebekan dua tempat tersebut sedang kosong.

“Kami melakukan pemeriksaan karena saat ibu-ibu itu melakukan perusakan, tidak ada orang yang sedang main judi di sana,” kata Revi. “Jadi kami kemarin datang ke sana, hanya barang-barangnya saja yang ada, alatnya saja yang ditemukan,” tambah dia.

Ia menjelaskan, dalam kasus perjudian, harus ada bukti kuat berupa pemain yang sedang bermain.

“Ibaratnya seperti di warung ada kartu remi, kan tidak bisa semata-mata kita tangkap orang kalau tidak sedang bermain judi,” ungkapnya.

“Kalau perjudian itu harus ada uangnya. Kalau seandainya hasil judi itu berupa koin, lalu ditukarkan dengan uang, baru itu bisa dikatakan judi,” lanjutnya.

Ke depan, Revi menyarankan untuk berkoordinasi dengan polisi bila ingin melakukan penggerebekan. Meski begitu ia tetap berterima kasih atas tindakan para ibu tersebut.

"Makanya kami juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, tetapi alangkah baiknya ke depan, untuk melakukan itu (gerebek) biar barengan sama kita. Biar duduk (perkara) pelakunya, ada uangnya, ada barang buktinya, itu baru bisa disidik ke tingkat penyidikan," ungkapnya. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini