Kasus korupsi Pertamina yang ramai dengan Pertamax oplosan
membuat masyarakat terpaksa harus berpindah ke bahan bakar merek lain. Banyak
yang rela antre panjang di SPBU swasta, seperti Shell, meski harganya relatif mahal.Hindari BBM Pertamina yang berkualitas rendah, konsumen ramai-ramai membeli BBM produksi Shell. Produksi asing lebih terpercaya dan jujur dibanding produk dalam negeri sarangnya para koruptor
Namun mereka yakin perusahaan sekelas Shell pasti menjual BBM sesuai kualitas yang telah ditetapkan. Berbeda dengan Pertamina yang ternyata telah bertahun-tahun menipu masyarakat Indonesia yang menjual Pertamax di bawah standar.
Katanya Pertamax produksi Pertamina memiliki RON lebih tinggi, ternyata penelitian Kejaksaan Agung -- bekerjasama dengan para ahli-- membuktikan kalau kualitas itu jauh di bawah ketentuan. Pertamax produk Pertamina adalah Pertalite yang dioplos. Begitulah busuknya negeri ini.
Tak heran jika masyarakat pemilik kendaraan kini lebih tertarik membeli BBM di SPBU milik Shell.
Perusahaan Shell merupakan perusahaan minyak dan gas multinasional yang beroperasi di seluruh dunia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1907 oleh penggabungan Royal Dutch Petroleum Company dari Belanda dan "Shell" Transport and Trading Company Ltd dari Inggris.
Shell telah mengembangkan sejumlah SPBU di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk Kota Medan. Harga BBM mereka relatif lebih mahal dibanding produk Pertamina, tapi kualitasnya pasti sangat bisa dipercaya.
Berbeda dengan Pertamina yang ternyata merupakan sarang para koruptor. Meski direkturnya sudah digaji hingga mencapai Rp500 juta per bulan, tapi mata mereka tetap selalu mengintai uang rakyat.
Korupsi di Pertamina dalam kasus pengoplosan Pertamax diperkirakan telah merugikan negara hingga Rp1 Kuadrtiliun. Dasar anjing.!
Antuasias pengguna kendaraan beralih ke SPBU Shell terlihat dari sejumlah video yang beredar di media sosial yang memperlihatkan antrean di SPBU Shell hingga ke jalan raya. Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram @mood.jakarta.
Budiyanto, pemerhati masalah transportasi dan hukum, mengatakan, dampak dari kasus korupsi tersebut sangat luas, terutama masalah kepercayaan.
"Kepercayaan hilang, konsumen akan berpaling ke BBM yang dipasarkan oleh swasta, seperti Shell, BP, Vivo, dan sebagainya," ujar Budiyanto, saat dihubungi Jumat (28/2/2025).
"Di Pertamina pasti ada bagian pengawasan dan pimpinan dari level top manager sampai dengan level bawah. Kenapa sampai terjadi perbuatan melawan hukum yang cukup lama," tambahnya.
Budiyanto menambahkan, dirinya sangat menyayangkan terjadinya oplosan tersebut. Sebab, Pertamina seharusnya menjadi garda terdepan dalam pelayanan penyediaan BBM untuk masyarakat. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya.
Tidak hanya di Jakarta atau Bandung, antrian kendaraan membeli BBM terlihat di sejumlah SPBU Shell di Kota Medan. Para konsumen mengaku rela mengeluarkan uang lebih besar demi menjaga kualitas kendaraan mereka.
“Dari pada membeli BBM kualitas busuk yang diproduksi Pertamina, mending membeli produk Shell,” kata Amir, salah satu yang antri di SPBU Shell di Jalan Brigjen Katamso Medan.
Amir mengaku sangat menyesal karena selama ini ia korban pembohongan Pertamina.
Ironisnya, Pertamina masih saja mengaku kalau Pertamax yang mereka jual berkualitas tinggi. Padahal pihak Kejaksaan Agung yang telah melakukan pengecekan bekerjasama dengan ahli dan membuktikan kalau Pertamax yang dijual selama ini adalah oplosan. Kualitasnya di bawah standar. **