![]() |
Ir Kasmujo, sudah mengatakan bahwa ia bukan pembimbing skripsi dan bukan pembimbing akademik Jokowi. Lho kok masih diakui..? |
Perseteruan soal ijazah Joko Widodo terus memanas. Kasus ini kian berkembang ke sana kemari karena banyaknya kejanggalan yang muncul mengiringinya. Yang terbaru, Rismon Sianipar dan Roy Suryo mengadu ke polisi soal Jokowi yang berdusta kepada public dengan mengatakan Ir Kasmujo adalah pembimbingnya.
Kapolres Solo telah melakukan pengembangan terkait pengaduan itu dengan memeriksa secara langsung Jokowi di Mapolres Solo pada 23 Juli lalu. Menariknya, dalam pemeriksaan itu, Jokowi tetap ngotot mengatakan bahwa Kasmujo adalah pembimbingnya.
Namun berbeda dari penjelasan sebelumnya, kali ini Jokowi mengubah kata-katanya. Ia mengatakan Kasmujo adalah pembimbing akademik, bukan pembimbing skripsi.
Pengakuan ini sangat berbeda dengan ketika Jokowi tampil di UGM pada 2017 yang membanggakan Kasmujo sangat berperan membimbingnya sehingga skripsinya selesai dan ia meraih gelar sarjana.
“Beliau galak sekali sehingga saya harus bolak-balik. Beruntungnya, skripsi saya selesai berkat bimbingan Pak Kasmujo ini,” ujar Jokowi kala itu di depan ribuan massa dan jutaan penonton televisi.
Kasmujo sendiri telah membantah pernyataan Jokowi itu. Ia tegas mengaku tidak pernah jadi pembimbing skripsi Jokowi.
“Tidak pernah, salah itu,” kata Kasmujo dalam tayangan di youtube. Ia justru meminta Jokowi berkata jujur.
Bahkan soal pembimbing akademik juga dibantahnya.
“Saya bukan pembimbing akademiknya,” ujar Kasmujo.
Ketika Jokowi kuliah di UGM pada 1980, kata Kasmujo, ia masih berstatus dosen muda dengan golongan IIIb. Dengan pangkat seperti itu, ia belum diperkenankan memberikan bimbingan akademik kepada mahasiswa. Sebagai pengajar, ia harus didampingi dosen utama.
Makanya Kasmujo membantah kalau ia pernah menjadi pembimbing akademik Jokowi.
“Saya juga tidak pernah jadi pembimbiing akademik Jokowi, waktu itu saya masih berstatus asisten dosen,” ujarnya.
Namun anehnya, Jokowi tetap pada pendiriannnya. Sepertinya ia malu untuk menarik perkataannya kembali sehingga memaksa Kasmujo tetap berstatus sebagai pembimbingnya.
Bukan sekali ini Jokowi berbohong di depan public. Saat menjabat sebagai presiden, ia dikenal sebagai rajanya pembohong sehingga Badan Eksekutif Mahasiswa UI menjulukinya sebagai The King of Kip Service alias si raja pembohong.
Salah satu kebohomgannya paling paling fenomenal adalah IKN. Bahkan Jokowi sudah mengesahkan UU untuk memindahkan ibukota negara dari DKI Jakarta ke IKN. Ia berjanji kepada masyarakat bahwa pembangunan IKN tidak akan menggunakan APBN.
“Sudah banyak investor yang antri untuk berinvestasi di IKN. Malah banyak investor dalam negeri yang iri kepada saya mengapa mereka tidak diajak,” kata Jokowi di depan media televisi saat membanggakan proyek IKN yang dirintisnya.
Nyatanya, semua itu adalah omong kosong belaka. Sebagian proyek IKN mangkrak. Bahkan kini mencuat wacana untuk membatalkan IKN sebagai ibukota negara dan menghentikan semua proyek di sana karena pemindahan itu tidak akan terjadi. Yang terjadi sekarang justru IKN menjadi sarangnya pekerja seks komersial.
Pembatalan IKN menjadi bukti betapa konyolnya cara berpikir Jokowi yang suka berdusta. Sementara ratusan triliun uang negara sudah banyak terkuras di sana. Apa tidak keterlaluan manusia seperti ini..!
Dalam kasus ijazahnya sebagai alumni UGM, sebenarnya ada banyak sekali bukti yang mengatakan kalau ijazah itu palsu. Namun Jokowi tetap ngotot mengatakan asli.
Bahkan ia tetap ngotot mengatakan Kasmujo adalah pembimbingnya, meski Kasmujo sendiri sudah tegas membantah semua itu. Tegasnya, Kasmujo bukan pembimbing skripsi dan bukan pembimbing akademik bagi Jokowi.
Kenapa Jokowi masih ngotot bertahan? Karena hanya itulah salah satu cara untuk menutup rasa malu. Tentu saja ia akan mendapat back-up dari lembaga hukum agar semua pernyataannya itu dibenarkan. Bukan rahasia lagi, Polisi dan pengadilan pasti akan membelanya.
Ujungnya, lembaga negara akan menindak para pihak yang membongkar ijazah palsu Jokowi karena hal itu lebih berisiko kecil ketimbang membongkar kebohongan Jokowi.
Jokowi berjaya, maka menantunya Bobby Nasution yang kini sedang hangat dibahas karena tersangkut berbagai korupsi, juga tak akan tersentuh.
Inilah Indonesia. Lembaga hukum jadi alat penguasa untuk membungkam yang membongkar manipulasi kekuasaan mereka..! Pepatah usang itu masih berlaku: hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas. !