-->

Setelah Ormas Islam, MUI juga Sampaikan Penolakan atas Rencana Konser Honne di Medan

Sebarkan:
Dua personil Honne, Andy Clutterbuck dan James Hatcher. Keduanya pendukung LGBT

Setelah adanya penolakan berbagai ormas agama, kini giliran Majalis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara yang bersuara atas rencana konser  duo musisi asal Inggris, Honne, di Medan pada 31 Juli 2025. Setelah melakukan penelaahan terhadap band itu, MUI Sumut menegaskan menolak keras rencana kehadiran band tersebut di Kota Medan.

Penolakan ini disampaikan karena MUI menilai grup yang digawangi James Hatcher dan Andy Clutterbuck tersebut membawa pesan dukungan terhadap perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Ketua MUI Kota Medan, H. Hasan Matsum, MAg menegaskan bahwa pihaknya menolak segala bentuk promosi dukungan terhadap LGBT.

"MUI Kota Medan menolak segala bentuk aktivitas publik termasuk konser, pertunjukan, kampanye sosial, hingga konten digital, baik secara langsung maupun tidak langsung membawa pesan dukungan terhadap perilaku LGBT," ujar Hasan, Sabtu (19/7/2025).

Hasan menjelaskan bahwa MUI tidak melarang pertunjukan musik, namun menyoroti dugaan kuat bahwa konser Honne akan menjadi ajang promosi LGBT. Menurutnya, MUI berkewajiban menolak kegiatan yang bertentangan dengan ajaran agama dan nilai-nilai masyarakat.

"Ini bukan soal pribadi atau kelompok. Tapi menjaga ruang publik kita, agar tidak dijadikan tempat kampanye nilai-nilai yang merusak moral dan tatanan sosial," jelas Hasan.

Menyusul penolakan ini, Hasan mengimbau pemerintah daerah untuk tidak memberikan izin penyelenggaraan konser tersebut. Ia juga meminta pemerintah daerah dan penyelenggara acara lebih selektif dalam memberikan izin kegiatan publik, terutama yang melibatkan tokoh atau musisi yang pernah menyatakan dukungan terhadap LGBT.

"Kita harus waspada. Jangan beri ruang kepada bentuk-bentuk penyusupan nilai yang bertentangan dengan agama dan norma masyarakat. Generasi muda kita harus dilindungi dari normalisasi penyimpangan, dalam bentuk apa pun," tegas Hasan.

Penolakan ini, menurut Hasan, adalah bentuk tanggung jawab moral dan sosial untuk menjaga nilai-nilai yang dipegang teguh masyarakat. "Kami tidak dalam posisi memusuhi siapapun. Tapi kami punya kewajiban untuk menyuarakan penolakan terhadap hal-hal yang merusak moral dan tidak sesuai dengan prinsip hidup masyarakat kita," tutupnya.

Rencananya, setelah Medan, Honne akan melanjutkan tur mereka ke sejumlah kota lain di Indonesia, yaitu Jakarta (2 Agustus 2025), Surabaya (3 Agustus 2025), Bandung (6 Agustus 2025), Makassar (8 Agustus 2025), dan Pekanbaru (10 Agustus 2025). 

Ketua MUI Medan H. Hasan Matsum, MAg
Profil Honne

Duo Honne yang terdiri dari Andy Clutterbuck dan James Hatcher. Mereka adalah pegiat musik elektronik asal Inggris yang dibentuk pada 2014 di Bow, London. Andy Clutterbuck berperan sebagai penyanyi dan produser, sedangkan James Hatcher sebagai produser.

Honne memainkan musik elektronik dengan sentuhan pop, R&B, soul, dan sophisti-pop.  Mereka telah merilis beberapa album, antara lain, "Warm on a Cold Night" (2016), "Love Me/Love Me Not" (2018), dan "Let's Just Say the World Ended a Week from Now, What Would You Do?" (2021).

Beberapa dari lagu mereka cukup terkenal, antara lain, "Warm on a Cold Night" dan "Location Unknown".

Selain kedua lagu tersebut, Honne juga memiliki beberapa lagu lain yang populer, seperti "All in the Value" "Coastal Love" dan  "Gone Are the Days" yang dirilis pada 2016.

Musik Honne dikenal dengan nuansa romantis dan emosional. Lagu-lagu mereka seringkali bercerita tentang cinta, kehilangan, dan kerinduan, yang membuatnya mudah diterima oleh banyak pendengarnya.

Adapun nama "Honne" diambil dari bahasa Jepang yang berarti "perasaan yang sebenarnya" atau "perasaan jujur".  Dalam berbagai penampilannya, grup music ini secara terbuka mengaku kalau mereka adalah pasangan LGBT dan lagu – lagu yang mereka bawa menyimpan pesan untuk dapat menerima LGBT.

Hal ini yang membuat sejumlah ormas di Medan kuatir kalau Honne juga akan berkampanya secara terselubung terkait pro LGBT dalam konsernya. Oleh karena itu, muncul seruan agar konser itu dibatalkan. Jika tidak, akan ada ancaman aksi demonstrasi saat konser itu digelar. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini