Tak tanggung-tanggung, salah satu yang terseret adalah jaksa Idianto yang saat ini dipercaya sebagai Sekretaris Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung di Jakarta. Idianto terseret kasus korupsi itu saat ia menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Sumut pada periode 2022-2024.
Keterlibatan Jaksa ini menunjukkan kalau permainan korupsi yang terjadi di Sumut di masa Pemerintahan Bobby Nasution sudah sangat parah. Topan Ginting yang saat ini sudah ditahan di rumah tahanan KPK dipastikan tidak bermain sendiri. Ada atasannya yang mengatur semua permainan itu.
Nama atasan ini yang belum diungkap KPK. Sepertinya KPK masih ingin mengusut informasi dari orang-orang di sekeliling atasan itu untuk mendapatkan keterangan lebih banyak. Dari sinilah KPK mendapat data kalau penyebaran uang korupsi itu masuk ke oknum polisi dan jaksa. Oknum-oknum itu pun akhirnya turut diperiksa.
Untuk pemeriksaan Idianto, KPK terpaksa meminta bantuan Jaksa Agung Muda Pengawas (Jamwas) Kejagung RI. Pemeriksaan itu telah berlangsung pada Kamis 14 Agustus lalu di Jakarta.
Kepada Kajianberita.com, Jaksa Agung Muda Pengawasan Kejagung, Rudi Margono membenarkan adanya pemeriksaan itu.
"Beliau sudah diperiksa, nanti juga akan dlanjutkan untuk pendalaman," ujar Rudi saat dikonfirmasi.
Rudi menjelaskan, alasan Jamwas memeriksa Idianto karena ada saksi dalam perkara korupsi jalan Sumut yang ditangani KPK menyebut nama keterlibatan jaksa.
Kabarnya uang yang mengalir untuk aparat kejaksaan berasal dari dua Perusahaan yang ditunjuk sebagai pelaksana proyek. Uang itu pasti untuk pengamanan hukum. Semuanya atas persetujuan dengan Topan Ginting dan atasannya.
Jaksa berpengalaman
Idianto termasuk jaksa yang memiliki pangalaman luas karena pernah memegang sejumlah jabatan penting di Kejaksaan Agung dan di berbagai daerah. Lahir di Desa Cuko Enau Padang Guci, Kecamatan Kaur Utara, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, sejak muda Idianto telah mengembangkan karir di lembaga Adyaksa itu.
Dia pernah menjabat Asintel di Kejati Jambi dan Kepala Kejari Simpang Empat, Provinsi Sumatera Barat. Ketika bertugas sebagai Kajari Simpang Empat, Idianto pernah didapuk sebagai Kejari terbaik nomor dua secara nasional pada tahun 2013.
Setelah itu Idianto ditarik ke Jakarta untuk menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Terorisme dan Lintas Negara pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum Kejagung RI. Selanjutnya ia dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Koordinator Bidang Intelijen pada Jaksa Agung Muda Intelijen Kejagung.
Kemudian pada 2016, Idianto ditunjuk sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru, Provinsi Riau. Setahun kemudian ia dipindahkan ke Sumut untuk menjabat Asintel Kejati Sumut.
Lalu, ia dipindahkan lagi untuk menduduki jabatan Wakil Kepala Kejati Lampung pada 2018. Setahun kemudian karirnya meningkat lagi menjadi Kepala Kejati Bali pada 2019.
Pada 2022, Idianto bertugas sebagai Kepala Kejaksaan Sumut. Di masa inilah ia dikenal memiliki hubungan sangat dekat dengan Bobby Nasution dan jaringannya. Kala itu Bobby masih menjabat Walikota Medan.
Pada pertengahan 2024 Idianto kembali ditarik ke Jakarta untuk menjabat Sekretaris Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung. Adapun pemeriksaan KPK terhadap Idianto terkait dengan tuduhan keterlibatannya saat menjabat di Sumut.
Selain Idianto, Jamwas Kejagung juga memeriksa Kepala Kejaksaan Negeri Mandailing Natal Muhammad Iqbal serta Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Negeri Mandailing Natal, Gomgoman Halomoan Simbolon.
Sementara dari pihak kepolisian, satu-satunya yang sudah diperiksa adalah AKBP Yasir Ahmadi, mantan Kapolres Tapanuli Selatan yang kini sudah dipindah tugas sebagai Kabag RBP Rorena Polda Sumut.
Mencuatnya sejumlah nama pejabat Kejaksaan dan Kepolisian dalam kasus korupsi jalan raya di Sumut menunjukkan betapa luasnya jaringan kerja Topan Ginting dan atasannya. Bahkan samai-sampai Rektor USU, Muryanto Amin juga terseret kasus ini.
Kondisi ini semakin meyakinkan orang bahwa Topan Ginting tidak bermain sendiri. Apalagi ia masih tergolong ASN muda yang relatif minim pengalaman. Pasti ada atasannya yang mengatur semua itu.
Di mata para pejabat Pemprov Sumut, atasan Topan Ginting cuma satu, yaitu Bobby Nasution.
Hanya saja sampai saat ini tidak ada tanda-tanda bahwa Kejaksaan berani menyentuh Bobby sebab mencuat kabar mertuanya Joko Widodo dan pejabat tinggi di Polri sudah meminta agar kasus ini hanya sampai pada Topan Ginting saja. ***