![]() |
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni saat bermain domino dengan dua pembalak hutan yang terkenal |
Prilaku politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, benar-benar busuk. Saat ditunjuk Presiden Prabowo sebagai Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni bertekad akan memberantas para pembalak liar. Tidak tahunya, ia justru bersahabat dekat dengan mafia besar hutan lindung. Terbukti Raja Juli ketahuan pernah duduk semeja dan bermain domino dengan Azis Wellang, pengusaha yang terkenal sebagai tersangka dalam kasus pembalakan liar.
Fakta itu terungkap dalam foto yang beredar di media social. Raja Juli pun tidak bisa membantah foto itu. Karuan, tentu saja foto itu menyulut kontroversi besar dan menyeret nama politisi PSI itu dalam aib yang memalukan.
Sontak, foto ini menjadi bola panas yang menggelinding cepat. Greenpeace Indonesia menjadi salah satu organisasi yang paling vokal menyuarakan keprihatinan, mempertanyakan secara serius integritas dan standar etika yang seharusnya dijunjung tinggi oleh seorang pejabat publik sekelas menteri.
Deputi Kepala Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Achmad Saleh Suhada, menegaskan bahwa bantahan sang menteri tidak serta-merta menyelesaikan masalah fundamental yang ada.
Menurutnya, pertemuan tersebut, apalagi dalam suasana akrab, adalah sebuah preseden buruk.
"Kasus pertemuan bahkan sampai bermain domino antara Menteri Kehutanan dengan Azis Wellang menimbulkan pertanyaan serius soal integritas dan standar etika pejabat publik. Bantahan bahwa 'tidak kenal' jelas tidak otomatis membenarkan tindakan tersebut," kata Ahmad kepada Kajianberita.com yang menghubunginya Senin (8/9/2025).
Greenpeace menyoroti bagaimana seorang menteri yang memegang mandat strategis dalam pengelolaan hutan Indonesia bisa berinteraksi begitu dekat dengan individu yang memiliki riwayat masalah hukum serius di sektor yang sama. Hal ini dianggap sebagai sebuah kelalaian yang tidak bisa dianggap sepele.
"Justru, publik berhak mempertanyakan bagaimana mungkin seorang menteri yang memegang posisi strategis bisa dengan begitu saja berinteraksi akrab dengan pihak yang memiliki rekam jejak dan reputasi bermasalah," sambungnya.
Ahmad menekankan bahwa dalam prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, transparansi dan akuntabilitas adalah kunci. Pejabat publik, tegasnya, memiliki kewajiban moral dan etis untuk menjaga jarak dari segala potensi konflik kepentingan.
Aktivitas apa pun yang dapat menimbulkan keraguan dan mencoreng kredibilitas lembaga negara seharusnya dihindari.
Pembelaan Raja Juli yang menyatakan 'tidak kenal' dianggap sebagai jawaban yang dangkal dan tidak menyentuh akar persoalan. Publik menuntut lebih dari sekadar penyangkalan.
"Pernyataan 'tidak kenal' tidak cukup untuk menutup persoalan ini. Yang dibutuhkan adalah klarifikasi terbuka, transparan, dan evaluasi mekanisme etik di kementerian agar tidak terjadi praktik yang berpotensi melemahkan agenda reformasi tata kelola kehutanan, yang seharusnya menjadi prioritas utama," kata Ahmad.
Insiden ini kini telah melampaui sekadar urusan personal atau pertemuan biasa. Kasus ini telah berevolusi menjadi sebuah barometer untuk mengukur integritas pejabat dan keseriusan pemerintah dalam memberantas praktik kotor di sektor kehutanan, sebuah sektor yang selama ini rentan terhadap korupsi dan permainan kepentingan.
"Greenpeace menegaskan: persoalan seperti ini bukan sekadar 'main domino', tetapi menyangkut persepsi publik terhadap integritas pengelolaan hutan Indonesia, yang selama ini sudah penuh tantangan dari sisi korupsi, konflik kepentingan, dan lemahnya penegakan hukum," ujar Ahmad.
Namun sebagai politisi yang terkenal licik dan penjilat, Raja Juli selalu punya alasan untuk menangkis semua tuduhan itu. Ia mengakui kebenaran foto itu, namun merasa tidak mengenal Azis Wellang, temannya bermain domino itu.
Dari empat orang yang ada di atas meja itu, Raja Juli mengaku hanya mengenal Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, sedangkan dua lainnya tidak dikenalnya.
"Saya tidak kenal dengan dua pemain lainnya. Tidak ada juga pembicaraan soal kasus apapun pada saat itu," ujar Raja Juli dalam pernyataan resmi dikutip di Jakarta, Minggu (7/9).
"Setelah berita ini beredar, saya baru tahu bahwa salah seorang yang ikut main tersebut adalah Azis Wellang yang diberitakan sebagai pembalak liar," tambahnya.
Raja Antoni menjelaskan bahwa sebelum foto itu diambil dia bertemu dengan Menteri P2MI Abdul Kadir Karding di posko Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), di mana Menteri Karding saat ini menjadi sekretaris jenderal.
Dia mengklaim hanya berdiskusi berdua selama dua jam di lokasi itu. Namun, keduanya tidak membahas kasus pembalakan liar.
Raja Juli adalah salah seorang pendiri PSI. Ia merupakan sosok yang terkenal sebagai pendukung Jokowi. Ia juga sangat dekat dengan Gibran dan Kaesang, dua putra Jokowi. Raja Juli juga menjadi bagian dari oligarkhi yang sedang berupaya menaikkan Gibran sebagai presiden menggantikan Prabowo. ***