![]() |
| Tiga tersangka pelaku pembunuhan Arjuna, seorang pemuda yang hendak beristirahat di Masjid Agung Sibolga, Jumat 31 Oktober 2025 |
Benar-benar biadab perlakuan tiga warga Kota Sibolga ini. Berlagak ingin menjaga masjid, tapi mereka berprilaku sangat tidak Islami. Bayangkan, seorang pemuda yang hendak beristirahat di masjid malah mereka bunuh. Padahal pemuda itu sama sekali tidak bersalah.
Peristiwa itu terjadi di halaman Masjid Agung, Sibolga, pada Jumat (31/10/2025) sekira pukul 03.30 WIB. Korbannya adalah seorang mahasiswa bernama Arjuna Tamaraya (21), warga Desa Kalangan, Tapanuli tengah. Kala itu, Arjuna sebenarnya ingin beristirahat di masjid. Ia paham bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang sosial untuk membantu umat.
Namun apa yang terjadi, seorang pemuda yang tinggal di sekitar masjid itu berinisial ZP (57) melarang korban tidur di masjid. Tidak jelas apa dasar larangan itu, padahal ZP bukanlah pengurus masjid.
Arjuna tidak memperdulikan larangan itu. Ia tetap saja beristirahat di masjid itu. Hal ini yang membuat ZP tersinggung. Ia lantas memanggil empat kawannya, dua di antaranya adalah HB alias K (46) dan SS alias J (40). Teman-temannya itu datang untuk memaksa korban meninggalkan masjid.
Tapi permintaan itu ditolak Arjuna sehingga ia diseret paksa ke luar. Sesampai di halaman masjid, mereka menganiaya Arjuna. Kepala korban terbentur di anak tangga masjid. Tak hanya itu, korban juga diinjak. Selain itu, korban juga dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala.
Dalam keadaan tidak berdaya, korban lalu ditinggalkan pelaku di pinggir jalan. Beberapa jam kemudian korban ditemukan oleh orang yang sedang melintas. Arjuna lalu dibawa ke rumah sakit Dr. F.L. Tobing Sibolga Sayang, nyawanya tidak tertolong lagi. Ia dinyatakan tewas pukul 05.55 WIB.
Kabar meninggalnya pemuda yang hendak beristirahat di masjid itu membuat masyarakat Sibolga geger. Polisipun langsung bertindak cepat.
Dalam hitungan jam, Satreskrim Polres Sibolga berhasil mengungkap kasus tindak pidana pembunuhan dan atau kekerasan itu.
"Begitu mendapat laporan dan hasil rekaman CCTV, tim langsung melakukan penyelidikan intensif. Kurang dari satu hari, dua pelaku utama berhasil kami amankan. Pelaku ketiga ditangkap keesokan harinya saat berusaha melarikan diri," jelas Kapolres Sibolga AKBP Eddy Inganta. Tiga pelaku berhasil diamankan. Mereka adalah ZP alias A (57), HB alias K (46), dan SS alias J (40). Mereka diyakini terlibat langsung dalam penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain:
- Rekaman CCTV Masjid Agung Sibolga,
- Satu buah kelapa yang digunakan pelaku,
- Pakaian korban,
- Topi hitam bertuliskan Brooklyn New York, dan
- Tas hitam merek Polo Glad.
Selain penganiayaan, salah satu pelaku juga diduga mengambil uang dari korban sehingga turut dijerat dengan Pasal 365 ayat (3) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian.
Kapolres Sibolga menyampaikan bahwa pihaknya masih terus mengembangkan penyidikan untuk memburu satu pelaku lain yang belum tertangkap. Langkah lanjutan yang dilakukan mencakup pemeriksaan saksi, rekonstruksi kejadian, dan pelimpahan berkas perkara ke Jaksa Penuntut Umum (JPU). Sedangkan jenazah korban Arjuna Tamaraya telah dimakamkan di daerah domisili keluarganya usai dilakukan autopsi di RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga.
Masjid bukan hanya rumah Ibadah
Kematian Arjuna yang hendak beristirahat di dalam masjid itu sontak menjadi isu nasional. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK) yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Nasional sangat menyayangkan terjadinya kasus itu. Peritsiwa itu menandakan kalau pelaku adalah orang yang tidak paham tentang fungsi masjid.
![]() |
| Cuplikan rekaman CCTV saat para tersangka menganiaya Arjuna |
Sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), JK menilai masjid semestinya memiliki peran strategis dalam menjaga harmoni sosial. Ia menyebut, di tengah dunia yang kian terpecah, masjid dapat menjadi tempat menumbuhkan nilai moral, solidaritas, dan empati terhadap sesama.
JK sendiri sudah berkali-kali menghadiri forum dunia untuk membahas tentang peran masjid bagi Masyarakat. Dalam berbagai forum ia menegaskan pentingnya masjid sebagai tempat untuk membahas dan menyelesaikan masalah umat.
Dewan Masjid Indonesia bahkan berkeinginan mengembangkan masjid jadi pusat ekonomi komunitas sekaligus tempat anak muda belajar keterampilan digital, perempuan mengembangkan usaha, dan nilai iman diterjemahkan menjadi produktivitas.
Terkait ulah pemuda yang melarang Arjuna beristirajat di masjid, tentu saja bukan perbuatan Islami. Mereka justru telah mencederai masjid. Maka itu, pengurus masjid yang melarang warga untuk beristirahat di dalam, sebenarnya mereka bukanlah pengurus masjid, tapi manusia setan yang berwajah Islam. ***

