-->

Ratusan Mobil Berserakan di Aceh Tamiang Akibat Terendam Air, Benarkah Ada Mayat di Dalamnya?

Sebarkan:
Aparat kepolisian memeriksa mobil yang berserakan di jalan utama Aceh Tamiang untuk memastikan kabar soal mayat yang terjebak di dalamnya

Sampai hari ini, Selasa 9 Desember 2025, masih ada ratusan mobil mogok terendam banjir yang bergeletakan di jalan raya Aceh Tamiang. Mobil itu dibiarkan teronggok di jalan raya sepanjang jalan utama hingga SPBU Tanah Terban. Padahal lokasi itu relatif tinggi, tapi banjir tetap menenggelamkan kawasan itu hingga mencapai 3 meter.

Tak pelak jika semua mobil yang sempat bertumpu di sana akhirnya tenggelam dalam lautan air kuning. Semuanya tak bisa lagi difungsikan. Sempat beredar kabar kalau di dalam mobil-mobil itu ada mayat pemiliknya yang tidak sempat melarikan diri. 

Kabar ini mencuat setelah menyebar aroma busuk dari dalam mobil itu sepekan setelah banjir surut.

Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Muliadi, bersama Dirbinmas Polda Aceh Kombes Donny Siswoyo terpaksa turun langsung untuk menyisir dan memeriksa sejumlah mobil yang terlantar itu pada Senin, 8 Desember 2025. Langkah ini dilakukan untuk memastikan situasi berjalan aman sekaligus menanggapi isu yang beredar di masyarakat mengenai adanya mayat di dalam kendaraan tersebut.

Penyisiran dilakukan secara menyeluruh dengan memeriksa setiap kendaraan yang ditinggalkan pemiliknya saat banjir melanda. Pemeriksaan ini juga melibatkan puluhan personel guna memastikan seluruh titik terdeteksi secara akurat.

Hasilnya, AKBP Muliadi memastikan bahwa isu tersebut tidak benar dan tidak ditemukan satu pun mayat dalam mobil sebagaimana diberitakan secara liar di media sosial.

“Setelah kita sisir dan cek sepanjang jalan hingga SPBU Tanah Terban, yang juga diikuti langsung awak media, tidak ada mayat dalam mobil. Isu bau menyengat yang disebarkan juga tidak ada. Jadi, itu tidak benar. Yang ada bau lumpur banjir,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa banjir besar beberapa hari terakhir memang membuat sejumlah kendaraan terpaksa ditinggalkan pemiliknya, tetapi kondisi tersebut tidak sesuai dengan narasi menyesatkan yang berkembang.

Menurutnya, penyebaran informasi tanpa verifikasi dapat memicu kepanikan baru di tengah situasi bencana serta dapat mengganggu upaya-upaya penanggulangan yang sedang dilaksanakan semua pihak. Muliadi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh kabar yang belum terkonfirmasi.

 “Kami minta masyarakat bijak menyaring informasi. Setiap laporan dari warga akan langsung kami tindak lanjuti. Jangan sampai informasi hoaks memperkeruh keadaan ketika kita semua sedang fokus pada pemulihan,” ujarnya. 

Aceh Tamiang termasuk wilayah yang mengalami dampak sangat buruk akibat bencana banjir 26 Desember lalu.  Hampir semua wilayah ini terendam air yang cukup dalam. Korban jiwa di Aceh Tamiang mencapai 57 orang tewas. Ada puluhan warga lain yang masih hilang. Adapun rumah warga yang rusak mencapai ribuan unit.

Sampai hari ini masih banyak warga Tamiang yang tinggal di pengungsian. Sementara jalan darat menuju wilayah itu dari Medan masih belum aman karena ada belasan jembatan yang rusak sehingga tidak bisa dilintasi. ***

 

 




Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini