![]() |
Kendaraan warga yang rusak akibat penyerangan pasukan Kodam I-BB di Desa Durin Simbelang, Deli Serdang pada 29 Januari 2025 |
Kasus penyerangan yang dilakukan personil Resimen Arhanud 2/SSM Kodam I Bukit Barisan terhadap warga Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Rabu 29 Januari, masih menyisakan cerita pahit bagi warga setempat. Meski kabarnya kasus itu sudah diselesaikan dengan musyawarah, namun warga masih banyak yang mengalami kerugian. Ganti rugi yang dijanjikan masih sebatas wacana.
Salah seorang warga, David Kaban (28) merasakan kalau ia sampai saat ini masih geram dengan tindakan sejumlah oknum prajurit TNI Resimen Arhanud-2/SSM yang merusak mobilnya di Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
David menceritakan, pada Rabu (29/1/2025), dia ditelepon oleh rekannya bahwa mobilnya dihancurkan oknum prajurit TNI. Mendengar hal itu, David buru-buru datang ke lokasi.
"Sudah 4 hari mobil saya parkir di sini. Waktu itu, saya sedang ikuti acara keluarga di rumah. Pas ke lokasi, mobil saya sudah hancur," kata David saat diwawancarai di Desa Durin Simbelang pada Senin (3/2/2025).
"Kalau taksir kerugian materil sangat besar karena empat ban mobil kempis ditusuk sangkut. Lalu, tape, speaker, sepatu, baterai hingga speaker mobil saya dijarah. Kaca pecah seluruhnya," ucapnya.
Setelah itu, dia menuturkan, keesokan harinya memang pihaknya dan prajurit Arhanud-2 telah bertemu di kantor pemerintah desa untuk mediasi. Di situ, pihak Arhanud-2 berjanji akan mengganti seluruh kerugian yang dialami David.
Akan tetapi, setelah pertemuan itu, dia kecewa dengan pihak TNI. Sebab, muncul narasi di media sosial bahwa prajurit TNI menemukan narkoba di samping mobilnya. Padahal tuduhan seperti itu sama sekali tidak benar. Itu adalah karangan dari pihak TNI untuk membenarkan kalau penyerangan yang mereka lakukan di desa itu sudah benar.
"Dengan adanya pernyataan itu di medsos, membuat keluarga dan teman saya malu. Saya membantah hal itu. Setahu saya, tidak ada penemuan narkoba itu," ujar David.
"Harapan saya, pernyataan tersebut bisa diklarifikasi untuk nama baik saya dan keluarga. Penemuan narkoba itu tidak ada. Jika itu bisa, saya pertimbangkan untuk perdamaian ini," ucapnya.
Dia pun mengaku sejauh ini belum menerima uang sepeser pun untuk perbaikan mobilnya dari pihak TNI. Dia berharap, semoga akar permasalahan ini segera selesai dan tidak terulang kembali.
"Harapan saya ke Panglima, semoga akar permasalahannya selesai. Ya, profesional-lah sebagai angkatan, jangan salah sasaran. Kasihan kami sebagai warga yang tidak tahu apa-apa," tuturnya.
Di lain pihak, Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha menegaskan tidak ada prajurit yang melakukan penjarahan.
"Tidak ada penjarahan dalam insiden ini. Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menjaga keamanan serta menegakkan hukum," kata Dody dalam keterangan resmi yang diterima media ini.
Sebelumnya, Dody menyampaikan, terkait kronologi mulanya prajurit Arhanud-2 bernama Praka Darma Saputra Lubis melintas di Jalan GBKP, Dusun Lau Gelunggung pada Rabu (29/1/2025).
Ia berpapasan dengan tiga pemuda yang mengendarai sepeda motor trail dengan knalpot racing. Para pemuda itu menggeber-geber motornya ke arah Praka Darma.
Alhasil, Praka Darma terganggu dan mengikuti para pemuda itu hingga tiba di sebuah warung milik warga. Para pemuda itu duduk di warung dan Praka Darma menghampiri.
"Karena tidak diterima ditegur, terjadi cekcok mulut yang menyulut emosi. Ketiga pemuda tersebut bersama kawannya sekitar 10 orang melakukan pengeroyokan," kata Dody dalam keterangan resmi pada Kamis (30/1/2025).
"Karena kalah jumlah dan terkena pukulan kayu pada bagian wajah dan punggung, yang bersangkutan (Praka Darma) lari ke kebun sawit dan bersembunyi," katanya.
Praka Darma meminta pertolongan kepada rekannya melalui chat grup WhatsApp anggota Resimen Arhanud. Tak lama, puluhan prajurit datang ke warung dan terjadi insiden perusakan. Akibatnya, satu warung, satu mobil, dan tiga sepeda motor warga rusak.
Warga yang ada di lokasi terpaksa berlarian menyelamatkan diri, apalagi para anggota TNI itu membawa senjata tajam.
![]() |
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto saat jumpa pers usai rapat pimpinan (rapim) TNI, di Mabes TNI |
Warga desa hanya bisa geleng-geleng kepala. Untuk membantah, mereka tidak kuasa karena semua sistem dikuasai oleh TNI, termasuk para media yang memberitakan semua pernyataan TNI itu secara bulat-bulat. Padahal kasus itu murni penyerang anggota TNI.
Kasus ini kembali melahirkan rusaknya citra TNI di mata rakyat. Panglima TNI Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto telah menegaskan bakal memberikan hukuman bagi prajurit yang menyerang warga sipil di Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Kalau yang melanggar seperti tadi itu (kasus Deli Serdang) ya kita kasih punishment," kata Panglima saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1/2025). Agus menyatakan, TNI menerapkan sistem reward and punishment kepada setiap prajuritnya.
Ia menyebutkan, apabila prajurit bermasalah bakal dihukum, prajurit yang berprestasi pun akan mendapatkan penghargaan.
Tercatat sudah 40 anggota Resimen Arhanud 2/SSM Kodam I Bukit Barisan yang diperiksa dalam kasus itu. Namun sejauh ini tidak jelas hasil pemeriksaan tersebut. Sementara janji ganti rugi kepada warga tidak kunjung diberikan.
Nasib hidup di negeri Kanoha. Keadilan hanya milik penguasa. ***