Inilah Sosok Boy Thohir, kakak Erick Thohir yang Disebut Ikut Bermain dalam Korupsi Pertamina

Sebarkan:

Boy Thohir
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap sembilan pejabat tinggi Pertamina yang terlibat dalam pengoplosan Pertamax,  Kejaksanaan Agung mulai mengembangkan kasus korupsi tersebut ke beberapa nama baru. Mencuat kabar kalau nama Garibaldi Thohir atau  Boy Thohir turut bermain dalam skema korupsi itu.

Boy Thohir adalah kakak dari  Menteri BUMN, Erick Thorir. Ia merupakan pengusaha yang cukup lama bermain di sektor tambang. Selain bermain di sektor Migas,  Boy juga aktif mengendalikan tambang Batubara.

Boy adalah penguasaha yang memiliki jaringan luas di kalangan konglomerart nasional.  Ia bersama TP Rachmat dan Edwin Soeryadjaya mendirikan emiten raksasa PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

Lokasi penambangan Adaro tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan, selain itu terdapat juga situs penambangan berlokasi di Australia yang baru diakuisisi tahun 2018 lalu. 

Beberapa perusahaan pertambangan di bawah Adaro Group antara lain PT Mustika Indah Permai (MIP), PT Bukit Enim Energi (BEE), Adaro Metcoal Companies (AMC), PT Bhakti Energi Persada (BEP) dan banyak lagi.

Melansir dari Wikipedia, Garibaldi Thohir lahir 1 Mei 1965 atau biasa dikenal dengan Boy Thohir. Ia adalah seorang pengusaha dan investor yang berasal dari Indonesia. Ia dikenal sebagai pengusaha tambang batu bara dengan grup perusahaan di bawah bendera Adaro Energy.

Adaro Energy dikembangkannya bersama Edwin Soeryadjaya dan Theodore Permadi Rachmat. Di Adaro Energy, ia menduduki jabatan sebagai Presiden Direktur. Ia juga menjabat sebagai komisaris utama di GoTo pada tahun 2020-2023 digantikan oleh Agus Martowardojo.

Garibaldi Thohir adalah anak dari Teddy Thohir, salah satu pemilik (co-owner) dari grup Astra International bersama William Soeryadjaya. Ayahnya juga seorang pengusaha yang memiliki berbagai macam bisnis.

Karier bisnisnya diawali setelah mendapatkan gelar MBA dari Northrop University, Amerika Serikat. Ia bergabung dengan Astra yang saat itu dipimpin oleh ayahnya.

Setelah merasa cukup belajar di Astra, ia mencoba peruntungannya dengan mendirikan perusahaan properti dengan membangun aparteman di kawasan Casablanca, Jakarta. Tetapi usaha ini tidak berjalan dengan mulus dan masalah pembebasan lahan menjadi kendala utama. Akhirnya perusahaan ini dijual ke ayahnya.

Pada tahun 1992, ia bergabung dengan perusahaan tambang di Sawah Lunto Sumatera Barat yaitu PT. Allied Indo Coal.

Tahun 1997, ia juga memulai bisnisnya di bidang keuangan dengan mengakusisi perusahaan multi finansial PT. Wahana Ottomitra Multiartha atau dikenal dengan sebutan PT. WOM Finance. Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyedia pembiayaan publik khusunya pembelian sepeda motor Honda.

Pada tahun 2005, bersama Theodore Permadi Rachmat, Edwin Soeryadjaya, Sandiaga Uno, dan Benny Soebianto, ia membentuk konsorsium baru membeli saham Adaro Energy dari New Hope, perusahaan asal Australia.

Ini menjadi titik balik dari bisnisnya, ia berhasil menjadikan Adaro Energy sebagai perusahaan terbesar kedua di Indonesia setelah PT Kaltim Prima Coal dan salah satu produsen batubara terbesar kelima di dunia.

Pada tahun 2008, Adaro Energy melakukan penjualan saham perdana ke publik (initial public offering/IPO). Adaro mengusung produk batubara dengan brand Envirocoal, batubara yang ditambang dengan konsep ramah lingkungan. Pada akhir tahun 2011, Forbes menempatkan Adaro sebagai satu dari 50 Perusahaan Terbaik di Asia.

Pada 30 Mei 2013 dengan tujuan memperkuat investasinya, Garibaldi Thohir memborong saham perusahaan yang dipimpinnya sendiri. Ia membeli 2 juta lembar saham ADARO di harga Rp 950/lembar saham atau sekitar Rp 1,9 miliar.

Pada tahun 2014, PT. Adaro Power dengan anak usaha Korea East-West Power Co. Ltd. membentuk perusahaan patungan, PT Tanjung Power Indonesia yang rencananya akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 X 100 megawatt (MW) di Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Melalui Adaro Energy, pada 2014, Garibaldi Thohir dinobatkan sebagai orang terkaya no. 37 oleh majalah Forbes dengan kekayaan 955 juta US$.[9][10]

Pada 10 Juni 2015, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menunjuk Garibaldi Thohir sebagai komisaris menggantikan Dwi Soetjipto.  Pada 24 Juli 2019, Garibaldi Thohir ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek). Pada September 2019, ia menjadi Direktur PT Apple Indonesia.

Pada Pemilu 2024, Boy Thohir masuk dalam jajaran pendukung utama Prabowo-Gibran. Ia juga dikenal dekat dengan Jokowi. Apalagi adiknya Erick menjabat sebagai Menteri BUMN yang menguasai sejumlah Perusahaan tambang di Indonesia.

Tidak heran jika Erick bisa pula menguasai sejumlah lumbung bisnis di Pertamina.  Informasi yang didapatkan dari internal Kejaksaan Agung, Boy diduga mengatur para pejabat Pertamina melalui dua orang kepercayaannya, R Harry Zunardi alias AI dan Febri Prasetyadi Suparta alias Mr James.

R Haryy Zunardi alias AI merupakan sosok yang menggantikan Erick Thohir sebagai Komisaris Utama PT Mahaka Media Tbk (ABBA).  Harry ditunjuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 2019 atau saat Erick Thohir diangkat menjadi Menteri BUMN.

Melalui AI ini, Boy diduga mengatur enam pejabat Pertamina yang bertugas menangani masalah impor minyak. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini