-->

Bunga Terakhir Dinyanyikan Iwan Fals dan Isyana Jadi Soundtrack Film Panji Tengkorak

Sebarkan:
Iwan Fals dan Isyana Sarasvati

Iwan Fals dan Isyana Sarasvati berkolaborasi untuk menyanyikan ulang lagu milik Bebi Romeo, Bunga Terakhir. Lagu ini didaulat sebagai soundtrack resmi dari film animasi Panji Tengkorak. Dengan warna suara berbeda, suara keduanya berpadu menghasilkan sisi kuat sekaligus emosional yang mencerminkan ceritanya.

“Alasan pertama kenapa memilih mas Iwan dan Isyana karena menurut kami, DNA intelectual property classic comic yang sangat kita cintai dan lestarikan. Kita ingin seseorang yang merepresentasikan DNA Indonesia itu,” kata Erica selaku produser film Panji Tengkorak dalam peluncuran lagu di Jakarta Selatan pada Minggu, 10 Agustus.

“Pemilihan ‘Bunga Terakhir’ menurut kami secara lirik dapat merepresentasi Panji Tengkorak secara cerita. Dia memilih ilmu hitam karena kehilangan cinta sejatinya,” katanya.

Isyana Sarasvati merasa senang karena bisa mengisi soundtrack film sekaligus kembali dipertemukan dengan Iwan Fals. Ia menjelaskan keduanya sering dipasangkan untuk tampil bersama bahkan tampil di konser satu sama lain.

“Terima kasih untuk Falcon karena sudah mengajak aku jadi bagian dari Panji Tengkorak. Rasanya terhomat buat duet lagi sama om Iwan karena beberapa kali pernah duet tapi belum pernah mengisi OST bareng jadi kesempatan itu gak mungkin aku tolak, menyanyikan ost bareng living legend indonesia,” kata Isyana Sarasvati.

“CV-ku bertambah menyanyikan OST bareng Iwan Fals,” ujarnya lagi. “Kalau Isyana kan sekolah musik jadi kualitas suara itu terjaga, kalo kita kan alami jadi kualitas itu belakangan tapi kalau prioritas utama itu saya penghayatan tapi suara saya sampai serak,” kata Iwan Fals.

Lagu “Bunga Terakhir” dari Iwan Fals dan Isyana Sarasvati tersedia untuk didengarkan secara digital sementara film Panji Tengkorak tayang di bioskop pada 28 Agustus mendatang. 

Film Animasi

Film Panji Tengkorak sendiri merupakan film animasi yang diadaptasi dari komik silat legendaris karya Hans Jaladara. Film ini menjadi upaya memperkenalkan kembali kisah ikonik Pandji Tengkorak (1968) kepada generasi saat ini.

"Saya mengamati angkatan-angkatan baru yang sekarang menunjukkan kualitas karya yang luar biasa dengan kualitas gambar mereka yang sangat baik," kata Hans, dikutip dari Antara, Minggu, 10 Agustus 2025.

Adaptasi ini diproduksi oleh Falcon Pictures dan diarahkan oleh sutradara Daryl Wilson. Film animasi ini dengan pengisi suara Denny Sumargo, Nurra Datau, Donny Damara, dan Aghniny Haque.

Kisah Panji Tengkorak mengikuti perjalanan tragis pendekar bertopeng yang terpuruk setelah kehilangan istrinya dalam pertempuran. Duka mendalam membuatnya rela menyerahkan diri kepada kekuatan jahat demi membalaskan dendam. Namun, alih-alih mati seperti yang diharapkan, Panji malah menjadi tawanan kekuatan gelap yang perlahan menguasai tubuh dan jiwanya.

Dalam pengembaraannya yang tidak tentu arah, ia bertemu dengan pendekar tua yang memintanya mengejar kelompok bandit pencuri pusaka sakti. Pusaka tersebut dipercaya dapat memutus cengkeraman ilmu hitam yang mengikat Panji. Permintaan ini membuat Panji terlibat dalam konflik antara dua kerajaan dan membawanya pada pengungkapan masa lalu yang selama ini disembunyikan.

Film ini tak hanya menampilkan pertarungan dan nuansa kelam, tetapi juga eksplorasi pencarian jati diri seorang pahlawan yang terbebani rasa bersalah. Sosok Panji digambarkan sebagai antihero yang kompleks terombang-ambing antara rasa dendam, penyesalan, dan harapan penebusan. Visual animasi modern yang megah serta sinematografi yang dramatis memperkuat daya pikat film.

Tentang Panji Tengkorak

Karakter Panji Tengkorak pertama kali diperkenalkan lewat komik silat pada 1968. Karya Hans Jaladara ini menjadi pelopor dalam genre komik silat Indonesia memadukan unsur aksi, fantasi, dan kisah moral yang gelap. Tokoh Panji digambarkan sebagai pendekar bertopeng tengkorak yang penuh teka-teki dan masa lalu kelam.

Kepopulerannya pada masa lalu menginspirasi adaptasi dalam bentuk film laga di tahun 1970-an dan 1980-an. Namun, versi animasi ini merupakan pendekatan baru yang menyegarkan kembali cerita klasik dalam format yang relevan bagi penonton modern.

Denny Sumargo pengisi suara Panji dalam bentuk suara dan menyebut perannya sebagai tantangan besar karena harus menghidupkan karakter legendaris dengan kedalaman emosi. "Semua hal itu ada bunyinya. Bunyi diam bahkan bunyi menengok. Jadi, pas disuruh pertama kali buat menengok, saya hanya menengok saja tanpa bersuara terus dikoreksi supaya mengeluarkan suara nengok," kata Denny.

Ia menggali ekspresi suara yang kuat agar karakter terasa nyata. Nurra Datau mengisi suara Murni istri Panji dengan nuansa lembut dan penuh kasih sayang. Adapun peran pendukung dari Donny Damara dan Aghniny Haque. ***

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini