![]() |
| Ketum PSI Kaesang Pangarep bersama Sekjen PSI Raja Juli Antoni |
Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mulai sering terjun ke daerah untuk membangun kekuatan partai yang dipimpinnya. Namun sangat disayangkan, putra bungsu Jokowi ini minim gagasan untuk membangun partai dan membangun bangsa. Ia justru lebih banyak berbicara soal ‘isi tas’ kepada para kader PSI. Kaesang menyebutkan, elektabilitas tinggi akan sia-sia dalam kontestasi pemilu tanpa "isi tas".
Isi Tas yang dimaksud adalah modal uang bagi politisi yang mau tampil dalam persaingan Pemilu. Dalam pandangan Kaesang, yang paling penting adalah isi Tas, makanya ia berharap kader PSI punya modal yang kuat.
Soal gagasan, Kaesang sama sekali kurang menguasainya. Terlihat sekali kalau ia benar-benar politisi kosong. Maklum karbitan..!
Tak heran jika Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai pernyataan Kaesang Pangarep yang mengedepankan isi tas dibandingkan elektabilitas menandakan betapa kosongnya gagasan Ketum PSI itu.
"Melazimkan konstelasi politik logistik atau isi tas, menandai kosongnya ide dan gagasan perjuangan Kaesang dan PSI," kata Dedi melalui layanan pesan, Jumat (21/11).
Dia mengatakan PSI dan Kaesang seharusnya bisa melawan kenyataan ketika praktik politik ternyata mementingkan isi tas.
"Seharusnya PSI melawan kenyataan itu dan menjadi pembeda di antara parpol lain atau politisi lain," katanya.
Dedi melanjutkan pernyataan Kaesang yang mementingkan isi tas dibandingkan elektabilitas menandakan putra bungsu Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) itu terbiasa berbuat demikian.
"Ungkapan isi tas lebih penting seperti menegaskan Kaesang terbiasa melakukan itu, bisa jadi memang ia pungalaman serupa," ujarnya.
Kaesang mengatakan elektabilitas tinggi akan sia-sia dalam kontestasi pemilu tanpa "isi tas". Putra bungsu Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) itu bicara demikian saat hadir dalam Rakorwol PSI Sulawesi Tengah (Sulteng) di Palu, Rabu (19/11).
Awalnya, Kaesang meminta agar PSI Sulteng bekerja keras agar bisa menjadi penyumbang suara dalam Pemilu 2029 mendatang.
"Teman-teman, saya ingin Sulawesi Tengah ini menjadi salah satu penyumbang suara terbesar nanti di pemilu. Jadi, saya minta tolong kerja kerasnya, jangan lupa ini juga, turun ke masyarakat," kata Kaesang.
Dia lantas menyinggung soal elektabilitas tinggi, tetapi tidak memiliki "isi tas". "Percuma juga punya elektabilitas tinggi, tetapi enggak punya isi tas. Loh iya dong, masa isi tas enggak punya? Kalau saya, kan, enggak bawa tas, yang bawa bendum (bendara umum) semua. Kalau ada apa-apa, terkhusus Sulawesi Tengah, masalah isi tas kita, ke Ayahanda kita (Ahmad Ali, red) ya," kata Kaesang disambut tepuk tangan kader lainnya.
Namun, Kaesang tidak menjelaskan secara spesifik apa maksud perkataannya mengenai isi tas. Pria kelahiran 25 Desember 1994 itu juga mengingatkan agar kader PSI tidak melakukan gerakan tambahan.
"Saya ketika perintah ke Ketua Harian, A, ketika Ketua Harian menyampaikan ke sini, A, ketika mulai turun lagi A plus plus. Turun lagi A plus plus plus plus. Ada selalu kegiatan tambahan yang enggak begitu berguna," ucap Kaesang.
Setelah dari Sulawesi, Kaesang juga akan melakukan perjalanan untuk penguatan partai ke Sumatera. Bisa jadi ia kembali menyampaikan ucapan soal Isi tas ini kepada para kader PSI. Adapun soal gagasan untuk bangsa, jangan diharap. ***
