Biasanya Maruli datang sebelum sholat djuhur sebelum berangkat ke masjid. Ia selalu mendatangi tempat yang sama, lokasi longsor di belakang rumahnya di pinggiran Kota Sibolga.
Saat longsor terjadi pada 25 November lalu, istrinya Nasrita Laila sedang berada di dalam rumah, sedangkan Maruli kebetulan lagi di luar rumah. Begitu mendengar terjadi longsor, Maruli sempat bergegas kembali ke rumah dengan harapan bisa menyelamatkan istrinya.
Namun perjuangan itu terlambat sebab rumahnya telah hilang tergilas tanah. Ia sudah berupaya menggali di sana sini, tapi jasad sang istri belum juga ketemu.
Maruli baru setahun menikah dengan Nasrita. Keduanya belum dikaruniai anak.
Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk mencari jasad istrinya itu. Hari demi hari ia terus bertarung dengan waktu sambil menunggu alat berat yang bekerja membersihkan puing lumpur dan tanah.
Setiap hari pula Maruli datang ke lokasi itu untuk melantumkan azan. Dalam azannya terdengar lirih isak tangis yang berusaha ditahan. Beberapa orang sahabatnya kerap mendampingi Maruli saat datang ke lokasi itu.
Setelah melantumkan azan, Maruli biasanya berbicara ke segala arah seakan suara itu didengar istrinya.
"Sayang istriku, Nasrita Laila, aku mohon kamu keluar dari sana, Sayang. Aku mau ketemu kamu, ayo kita ketemu, Sayang."
Kata-kata itu terus diucapkankannya berulang setiap hari. Entah sampai kapan ia akan terus mendatangi lokasi itu dan melantumkan azan. Video Maruli melantumkan azan direkam oleh kerabatnya dan diunggah di akun TikTok @yaihumam.
Video ini mendapat simpati yang sangat banyak dari nitizent karena menganggap Maruli telah menunjukkan cinta sejati seorang suami yang tak pernah padam meski waktu terus berlalu tanpa kepastian.
Kota Sibolga termasuk salah satu wilayah yang mengalami dampak buruk akibat banjir dan longsor akhir November lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 58 meninggal dunia akibat bencana di kota terkecil di Indonesia ini. Ada sekitar 2.100 warga Sibolga masih mengungsi sampai hari Rabu 10 Desember 2025.
Mereka yang menjadi korban biasanya yang berumah di pinggiran gunung sehingga tergulung oleh tanah longsor.
Lokasi longsor di Kota Sibolga terjadi di beberapa titik, antara lain di kawasan Sibolga Julu, Jalan Sakura Semare-mare, dan di Jalan S.M. Raja tepatnya di belakang Masjid Budi Sehati, Kecamatan Sibolga Kota. ***
