Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan akan mendorong pembangunan ke wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), Sumatera Utara. Ia menyiapkan karpet merah bagi para bupati dan tokoh masyarakat Tabagsel untuk mencari solusi pembangunan daerah.
"Kami membuka ruang kalau nanti ada kesempatan bisa datang ke kantor saya untuk kita diskusikan pembangunan jalan, termasuk bendungan dan irigasi di Tabagsel. Langkah ini penting sebab kita ingin mencapai swasembada pangan termasuk swasembada energi," ujar AHY saat menghadiri Halalbihalal Masyarakat Tabagsel Jabodetabek di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Kehutanan, Jakarta, Sabtu (19/4/2025).
AHY datang bersama istrinya Annisa Pohan yang juga merupakan putri batak. Kepada ribuan massa yang hadir, AHY mempekenalkan keluarganya yang sangat dekat dengan etnis batak. Ia juga menceritakan tentang tanggungjawab sebagai menteri yang diembannya saat ini.
Ia mengatakan bahwa dibentuknya Kemenko IPK oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan Gambaran semangat untuk menghadirkan pembangunan yang semakin terintegrasi antarwilayah dan semakin terkoordinasi dengan baik antara pusat dan daerah.
Sebagai Menko. AHY membawahi lima Kementerian. Semua Kementerian itu akan didorongnya aktif melakukan pembangunan di seluruh wilayah, termasuk Tabagsel.
Adapun lima Kementerian itu, yakni Kementerian Agraria dan Tata Ruang; Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman; Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Transmigrasi.
"Tentu saya ingin juga menjadi bagian dari pembangunan yang semakin berkelanjutan dan berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia dan khususnya di wilayah Tabagsel. Saya berharap suara saat nanti bisa berkunjung ke sana," ucap AHY.
AHY mengaku sangat senang karena banyak bupati dan wakil bupati dari Tabagsel hadir dalam acara halalbihalal ini. AHY berharap ke depan ada sinergi antara kepala daerah di lima wilayah Tabagsel dengan pemerintah pusat.
"Kita berharap sinergi yang kita bangun ini bisa mencakup berbagai aspek. Tentu tidak hanya pembangunan infrastruktur tapi juga pembangunan manusianya," kata AHY.
AHY mengaku selalu senang menghadiri acara seperti ini dalam rangka menyambung silaturahmi. Apalagi sang istri, Annisa Pohan berdarah batak.
AHY juga salut dengan masyarakat Tabagsel yang menjunjung tinggi silaturahmi, adat istiadat, nilai-nilai agama dan religi, serta mengutamakan pendidikan sebagai modal utama dalam membangun sumber daya manusia bangsa yang unggul.
"Katanya, kalaupun agak kurang uang yang penting anaknya sekolah yang tinggi, itu yang saya dengar dari masyarakat Tabagsel. Dengan budaya seperti ini tak heran jika Tabagsel banyak memiliki SDM unggul," ujar AHY.
AHY pun mengakui ada banyak tokoh nasional yang sukses berasal dari Tabagsel, baik di dunia militer seperti Jenderal Besar Abdul Haris Nasution.
![]() |
Annisa Pohan, istri AHY ikut menari tor-tor memeriahkan halal bihalal masyarakat Tabagsel di Jakarta. |
"Belum lagi yang kemudian menjadi politisi yang mendapat amanah sebagai kepala kepala daerah, sebagai anggota dewan, bahkan sebagai menteri. ini semua menunjukkan bahwa Tabagsel telah berkontribusi berupa sumber daya manusia yang unggul dan kemudian menjadi pemimpin, menjadi tokoh-tokoh yang berpengaruh bukan hanya di tingkat Sumatera Utara tapi juga di tingkat nasional," kata AHY.
Acara halal bihalal tersebut dihadiri ribuan masyarakat Tabagsel di Jabodetabek, termasuk tokoh nasional dan daerah. Sejumlah kepala daerah juga datang langsung dari Tabagsel.
Ketua Pelaksana Ongku Parmonangan Hasibuan mengatakan, tujuan acara ini untuk semakin memperkuat kekompakan dan sinergi masyarakat Tabagsel di Jabodetabek dalam rangka mempercepat pembangunan daerah kampung halaman.
"Kita lihat ini di depan kita ini banyak tokoh-tokoh Tabagsel, baik itu dari eksekutif maupun legislatif. Jadi bagaimana kita mengkapitalisasi ini untuk membuat satu sinergi dengan gerakan bersama supaya terjadi percepatan pembangunan di daerah kita," ujar Ongku dalam sambutannya.
Ongku mengatakan, kolaborasi dalam membangun daerah harus menjadi perhatian serius bersama mengingat fakta Tabagsel merupakan daerah yang tertinggal dibandingkan kawasan-kawasan sekitarnya, baik dibandingkan dengan Tapanuli bagian Utara maupun Timur Sumatera Utara.
Begitu juga dengan daerah dari provinsi tetangga seperti Kepulauan Riau dan Sumatera Barat, pembangunan Tabagsel sudah jauh tertinggal.
"Kita seolah sebagai satu daerah terpencil di ujung pulau Sumatera Utara. Inilah barangkali acara ini dapat memberikan multiplayer efek atau sebagai efek samping dari pertemuan kita ini nanti terjadi di kolaborasi di antara kita semua, terutama tentunya adalah kolaborasi antarpemerintah kabupaten supaya bisa membuat satu perencanaan kawasan yang komprehensif dan tidak ego sektoral," ujarnya.
Ongku mengatakan komunitas atau parsadaan masyarakat Tabagsel yang mencapai 150 perkumpulan merupakan potensi besar untuk membangun kampung halaman. Namun sayang selama ini komunitas ini seakan berjalan masing-masing.
Untuk itu, mantan Bupati Tapanuli Selatan ni berharap acara ini bukan sekadar pertemuan biasa, namun menjadi momentum memperekat seluruh masyarakat Tabagsel, khususnya para tokoh-tokoh.
![]() |
Menko AHY bersama istrinya Annisa Pohan mendapat sambutan meriah saat hadir di acara Halal bihalal masyarakat Tabagsel se-Jabodetabek Minggu (19/4/2025) |
"Kalau kita lihat dari sisi pembangunan, selama 10 tahun terakhir ini hampir dikatakan tidak ada kegiatan baik investasi yang dibiayai APBN maupun investasi yang murni swasta yang diharapkan dapat mendongkrak, memacu pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah kita," katanya.
Oleh karena itu, mantan Sekjen Kementerian Keuangan ini sangat sependapat denga Ongku. Acara ini harus dapat ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan yang lebih terbatas di antara tokoh-tokoh Tabagsel, baik yang di pemerintahan maupun di sektor swasta untuk bersama-sama menentukan strategi ataupun langkah-langkah yang dapat mempercepat pembangunan di Tabagsel.
Termasuk dari organisasi persadaan-persadaan yang ada, baik yang berbasis marga, daerah, sekolah dan sebagainya.
"Organisasi ada yang mungkin jumlah anggotanya puluhan ribu atau ribuan seperti marga-marga besar Siregar, Harahap, Nasution, Lubis tapi ada juga parsadaan yang mungkin jumlah anggotanya sama dengan jumlah pengurusnya. Ini semua adalah komponen yang tentunya dapat membangun silaturahmi dan mendorong kemajuan daerah leluhur kita," katanya. ***