Tolak Versi Sepihak, Kapolda Sumut Bentuk Tim Khusus Periksa Kapolres Belawan

Sebarkan:

Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto
Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara akhirnya resmi membentuk tim khusus untuk memastikan transparansi terkait penembakan yang dilakukan Kepala Polres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan terhadap pelaku terduga tawuran di wilayah setempat.

"Kami membentuk tim khusus dari Polda Sumut yang diketuai oleh irwasda, propam, krimum, labfot untuk memastikan kejadian tersebut," ujar Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto di Medan, Senin, 5 Mei dilansir ANTARA.

Whisnu mengatakan, pembentukan tim tersebut untuk memastikan tindakan Kapolres Belawan tersebut benar atau tidak terhadap penembakan terduga tawuran tersebut.

Kapolda Sumut mengatakan, pihaknya juga melaporkan kepada Mabes Polri untuk memeriksa kapolres tersebut secara transparan dan meminta persetujuan menonaktifkan sementara waktu.

"Biar diperiksa dulu, agar tidak mengganggu pelayanan, karena ini kita transparan. Ini demi transparansi, kami tidak akan main-main dengan penegakan hukum. Kalau dia salah kita tindak, kalau dia betul, kita sampaikan," kata dia.

Langkah pemeriksaan itu harus dilakukan dalam rangka menjaga kepercayaan rakyat kepada kepolisian.

Selama ini yang berkembang di media adalah versi sepihak yang mengatakan bahwa Kapolres Belawan Oloan Siahaan menembak dua remaja yang terlibat tawuran karena ingin membela diri dari serangan para remaja itu. Ia mengaku kalau mobilnya sempat dirusak oleh kelompok pemuda itu. Keselamatannya pun terancam.

Namun harus diingat, pembelaan ini masih versi sepihak dari Kapolres. Yang disayangkan, media juga begitu mudah mengutip versi ini tanpa ada dukungan kuat dari saksi lainnya. Bahkan suara para remaja  yang katanya terlibat tawuran itu tidak pernah dikutip.

Beruntungnya, Kapolda Sumut tidak mudah terpengaruh dengan pernyataan sepihak itu. Ia juga tidak mau larut dengan pemberitaan media yang terkesan membenarkan apa yang disampaikan Oloan Siahaan. Maka itu, Polda memutuskan melakukan investigasi lebih lanjut.

Kronologi tindakan penembakan yang menyebabkan terduga pelaku tawuran remaja bernama Muhammad Syuhada, 15 tahun, berawal dari tawuran antar kampung di kawasan kecamatan Medan Labuhan, Medan, hingga sampai tol pada Minggu (4/5) dini hari.

"Ketika itu Kapolres mengaku sedang melintasi tol, terjadi pelemparan terhadap beberapa kendaraan yang melintasi di tempat tersebut," kata Whisnu.

Kapolres Pelabuhan Belawan turun di lokasi untuk melerai tindakan tawuran itu, tapi sekelompok orang itu melawan.

"Sehingga, Kapolres katanya terpaksa melakukan diskresi menembak kerumunan masyarakat yang mencoba mengganggu sekitar tol, ada korban. Kami turut berduka cita karena ada yang meninggal tadi pagi di rumah sakit," ucapnya.

Sebelumnya, dari hasil penyisiran Polres Pelabuhan Belawan dapat mengamankan kelompok yang diduga melakukan penghadangan dan tawuran sebanyak 20 orang. Dari 20 orang tersebut14 orang positif ganja.

Dua orang remaja yang menjadi korban tembakan dari Kapolresta Belawan itu. Seorang di antaranya Muhammad Syuhada  meninggal dunia, dan seorang lagi menderita luka tembak dan masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhyangkara, Medan.

Polda Sumut diharapkan objektif dalam mengungkap kasus penembakan ini agar kepercayaan masyarakat mulai tumbuh lagi kepada Polri.  Sebab yang  berkembang di masyarakat, kasus penembakan itu tidak seperti yang diceritakan Kapolres Belawan. Tawuran tersebut tidak sampai menyerang dirinya.

Bagaimana cerita sebenarnya? Semuanya tentu sangat menantikan hasil investasi tim yang dibentuk Kapolda Sumut. Ayo kita dorong Tim Polda Sumut bersikap jujur dalam mengungkap fakta..!**

 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini