Walikota Medan, Rico Waas harus menanggung
beban cukup berat terkait penyelesaian proyek Stadion Teladan yang mangkrak di
masa kepemimpinnan walikota sebelumnya, Bobby Nasution. Citra buruk proyek itu
kini menjadi bebannya, sementara Bobby yang menggagas proyek itu kini seakan
lepas tangan.Pengerjaan Stadion Teladan yang hampir mendekati dua tahun, tapi tak juga selesai. Padahal awalnya Bobby menjanjikan proyek itu selesai dalam delapan bulan.
Padahal Bobby Nasution adalah biang kerok utama semrawutnya penanganan proyek itu. Proyek yang dimulai awal 2024 itu sebelumnya dijanjikan selesai pada Oktober 2024. Tapi yang namanya Bobby, janjinya tentu tidak bisa ditepati.
Terbukti, sampai akhir masa jabatannya Februari 2025, proyek tersebut belum selesai sama sekali. Sama seperti proyek Islamic Center yang juga terbengkalai. Begitu juga proyek Lapangan Merdeka hancur lebur tidak sesuai peruntukan. Ada lagi proyek kebun Bunga yang sarat aroma korupsi.
Kini semua beban itu harus ditangani Walikota Medan Rico Waas. Untuk memahami masalah seputar proyek itu, pekan ini Rico Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Strategis (Satker PPS) Sumut untuk memberikan informasi terkini mengenai progres revitalisasi Stadion Teladan Medan.
Permintaan ini ia sampaikan saat menerima kunjungan Kepala Satker PPS Sumut, Kurniawan, bersama jajaran Direktorat Jenderal Prasarana Strategis Kementerian PUPR di Kantor Wali Kota Medan, Senin, 4 Agustus 2025.
"Kami membutuhkan progres pekerjaan sudah sampai mana. Masyarakat Kota Medan menunggu kapan Stadion Teladan bisa selesai dan dipakai," ujar Rico Waas yang turut didampingi sejumlah pejabat Pemko Medan.
Rico menekankan pentingnya penyelesaian proyek sesuai jadwal mengingat banyaknya pertanyaan dari masyarakat terkait keterlambatan pekerjaan. Ia sangat paham, semua warga Medan sangat kecewa dengan pengerjaan proyek stadion yang tidak kunjung selesai.
Bobby selaku penggagas proyek selama ini terlalu banyak menyebarkan dusta dan janji manis yang sama sekali tidak bisa ia buktikan.
Setelah Bobby menjabat gubernur Sumut, masalah pengerjaan Stadion Teladan itu tinggalkan untuk menjadi beban Pemko Medan. Hal ini yang membuat Walikota Rico Waas kebingungan sebab ia tidak banyak tahu tentang asal muasal proyek itu. Oleh karena itu Rico ingin mengkaji ulang proyek itu agar pengerjaannya bisa diselesaikan tahun ini.
"Kami mengharapkan apa yang sudah ditentukan pekerjaan yang dilakukan sesuai penjadwalan itu di progres dengan baik. Penyelesaian pekerjaan tersebut juga harus tepat waktu, karena bagaimanapun pertanggungjawaban bukan masyarakat tetapi negara," tegasnya.
Ia berharap, jika revitalisasi rampung, Stadion Teladan akan menjadi kebanggaan warga Medan. Rico berharap proyek itu akan selesai di masa pemerintahannya.
Sementara itu, Kurniawan menjelaskan bahwa proyek Stadion Teladan masih dalam pengerjaan. Saat ini telah mencapai 80 persen. Pekerjaan tahap pertama ditargetkan selesai pada September 2025. Ya, molor lagi dari jadwal sebelumnya.
![]() |
Walikota Medan Rico Waas |
Bahwa pengerjaan proyek itu tidak sesuai waktu, hal itu tidak terbantahkan oleh Kurniawan. Akar masalahnya karena kepemimpinan Bobby yang buruk sewaktu menjabat walikota Medan sehingga ia kurang peduli dengan proyek tersebut. Akibatnya, jadwal meleset jauh. Ya, jauh sekali.
Bayangkan saja, proyek yang seharusnya selesai dalam 8 bulan, ternyata sudah mendekati dua tahun, tak juga kunjung selesai. Padahal anggaran untuk proyek itu berjalan mulus.
Stadion teladan dibangun menggunakan dana APBD dan APBD dengan nilai total mencapai Rp560 miliar, Dari total anggaran itu, kontribusi APBN mencapai Rp Rp275 miliar, sedangkan APBD Kota Medan sebanyak Rp 285 miliar.
Yang mengejutkan, belakangan ini ada lagi tambahan dana dari APBD Sumut mencapai Rp 11,7 miliar lebih yang katanya untuk pengadaan scoring board.
Kelambatan pengerjaan proyek Stadion Teladan ini pantas saja mengundang kecurigaan warga sehingga tuduhan adanya unsur korupsi di dalamnya terus mencuat. Tidak beda dengan stadion Kebun Bunga yang unsur korupsinya telah masuk dalam laporan BPK. **